16 Tahun Mengidap Tumor di Kelopak Mata, Gadis Miskin di Jember Ini Enggan Sekolah Lagi
JEMBER, FaktualNews.co – Sofiatun, remaja putri warga Dusun Sukmoelang, Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember selama setahun belakangan harus bolak-balik ke RSUD dr. Soetomo, Surabaya.
Terhitung sejak tahun 2020 lalu, Sofi, nama panggilan gadis berusia 16 tahun tersebut, sudah tiga kali menjalani pemeriksaan dan rangkaian diagnosa terkait benjolan yang ada di kelopak matanya sebelah kanan.
Benjolan itu sudah ada sejak Sofi dilahirkan pada tahun 2005 lalu. Keluarganya tak membawa Sofi ke dokter karena tak ada biaya. Sofi yang terlahir dari keluarga miskin itu pun harus menahan rasa rendah diri hingga kemudian datang harapan baru pada tahun 2020.
Siama, ibunda Sofi, meskipun dia harus pontang-panting untuk mendapat uang menutup kebutuhan transportasi dan konsumsi selama berobat, dia mengaku sangat terbantu dengan adanya Surat Pernyataan Miskin (SPM).
Sejak tahun itu, benjolan di kelopak mata kanan anaknya mulai mendapat penanganan.
“Pertama anak saya itu diperiksakan ke Puskesmas, kemudian dirujuk ke RSD dr. Soebandi Jember dan ke RS Bina Sehat,” ujar Siama berkaca-kaca saat ditemui dirumah gedeknya, Selasa (22/6/2021).
“Tapi RS Bina Sehat tidak sanggup juga, akhirnya kata Dokter disuruh ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Mata anak saya terkena penyakit Tumor Palbera,” sambungnya.
Sejauh ini, menurut Siama, belum ada penanganan medis terkait penyakit yang diderita anaknya. Informasi yang diterima olehnya dari pihak rumah sakit, Sofi harus menjalani operasi.
“Kata dokter harus operasi. Biaya darimana? SPM juga tidak jelas bagaimana kelanjutannya. Saya mau ke Surabaya lagi tidak ada biaya,” ucapnya.
Menurunya, benjolan di mata kanan Sofi itu mulai terlihat kentara ketika dia berusia 2 bulan. “Semakin lama anak saya semakin besar, benjolannya juga ikut membesar,” sambungnya.
“Saya bingung sekarang. Saat bolak balik ke Surabaya itu, saya harus pinjam ke bank dan sampai sekarang belum bisa bayar bunganya. Pinjam uang di tetangga juga belum saya lunasi, bahkan untuk nyicil tidak ada. Saya bingung,” ungkapnya.
Dengan kondisi yang dialaminya, Siama mengaku hanya bisa pasrah. Dengan berharap ada bantuan yang datang kepadanya.
“Memang ada warga (Kecamatan) Jelbuk kemarin ke rumah niat mau bantu, katanya tanggal 2 Juli besok mau membawa anak saya ke RS Jember Klinik untuk operasi,” katanya.
“Tapi saya belum tahu jadi atau tidak. Misal jadi saya harus menyiapkan biaya untuk perawatan rumah sakit. Ini masih bingung. Semoga SPM yang saya pegang bisa membantu nanti,” sambungnya dengan pasrah.
Di tempat yang sama Sofi menceritakan penderitaan yang selama ini dia alami. Tidak hanya derita fisik, tapi juga mental.
“Kalau dibuat melihat itu mata saya tidak enak, seperti buram begitu. Selain itu, kalau terkena cahaya lampu jadi pusing. Rasanya panas dan gatal. Saya takut,” ucap gadis yang enggan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP itu, lirih.
“Saya malu dan sedih dengan kondisi mata saya. Saya juga kasihan dengan ibu dan bapak,” kata dia terbata-bata, tak kuasa menahan air mata.