Bank Jombang Terus Tumbuh, Butuh Kantor Pelayanan Lebih Representatif
JOMBANG, FaktualNews.co – Bank Jombang sebagai bank plat merah milik Pemerintah Kabupaten Jombang terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya dari sisi jumlah nasabah yang terus meningkat, tapi likuiditas bank pun tidak perlu diragukan.
Dari data laporan Bank Jombang yang diterima FaktualNews.co, pertumbuhan usaha dalam lima tahun terakhir rata-rata 30% per tahun. Total modal disetor Pemkab Jombang selaku pemegang saham Bank Jombang hingga 31 Desember 2020 tercatat sebesar Rp 50,263 miliar.
Perusahaan daerah yang berdiri pada 31 Maret 1978 ini pada awalnya hanya sebuah unit usaha bank pasar dengan 45 orang pengelola atau pekerja. Kemudian pada November 1990 berubah menjadi Perusahaan Daerah Bank Pasar. Selanjutnya pada 1994 bermetaformosa menjadi Perusahaan Daerah Bank Pasar.
Dalam perjalanannya, lembaga keuangan milik Pemkab Jombang ini terus tumbuh berkembang, hingga pada tahun 1998 memperoleh izin dari Kementerian Keuangan menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melalui Keputusan Menkeu nomor KEP-041/KM17/1998.
Seiring turunnya izin dari Kementerian Keuangan tersebut, lembaga keuangan ini dianikkan statusnya menjadi Perusahaan BPR Bank Jombang pada 2009 yang dikukuhkan melalui Perda nomor 17 tahun 2009.
Dengan menyandang status sebagai Bank Perkreditan Rakyat tersebut, semakin luas pula cakupan layanan usaha yang bisa dilakukan. Kini setelah satu dasa warsa mengarungi layanan usaha mikro perbankan di Jombang, PD BPR Bank Jombang secara resmi berubah menjadi perseroan terbatas (PT) pada 7 Oktober 2019 melalui Perda nomor 14 tahun 2018. Sehingga status perusahaan plat merah tersebut menjadi PT BPR Bank Jombang.
Kini lembaga keuangan milik Pemkab Jombang itu memperkerjakan tidak kurang dari 200 orang. Dari jumlah modal awal disetor sebesar Rp 50,263 miliar kini sudah berlipat sepuluh kali lebih, dengan total aset per 31 Desember 2020 senilai Rp 511,531 miliar. Sedangkan omset usaha mencapai kisaran Rp 370,520 miliar per tahun.
Dengan melihat pertumbuhan positif tersebut, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) selaku pengawas jasa perbankan di Indonesia memberi kepercayaan lebih kepada Bank Jombang untuk ‘menjual’ layanan jasa keungan di kota santri ini. Mulai dari menerima simpanan, baik berupa tabungan maupun deposito, menyalurkan aneka macam kredit perbangkan hingga membuat program terobosan mandiri, seperti Arisan Bank Jombang.
Dan, seiring dengan terus tumbuh kembangnya bank plat merah ini, Bank Jombang juga melakukan pembenahan di berbagai sisi. Salah satunya, dengan bersolek membangun gedung yang lebih representatif. Gedung mentereng berlantai tujuh itu diharapkan tidak hanya menjadi ikon perusahaan, tapi juga bisa menjadi ruang pertemuan yang nyaman antara para pekerja Bank Jombang dengan masyarakat, khususnya para nasabah.
“Kantor lama di Jl Wakhid Hasyim 26 itu sudah tidak memadai untuk kantor jasa keuangan. Nyaris tak ada sela antar meja pekerja. Terlalu sempit dan berdesakan. Utamanya di bagian pelayanan konsumen di depan, terasa kurang nyaman. Itulah mengapa kita ingin membangun kantor Bank Jombang yang lebih represntatif dan nyaman,” kata Afandi Nugroho, Direktur Utama PT BPR Bank Jombang didampingi Kepala Divisi Bisnis Bank Jombang, Usman, kepada FaktualNews.co, Senin (21/6/2021).
Disebutkan, pembangunan gedung lantai tujuh di Jl KH Abdurrahman Wahid itu sudah melalui kajian yang mendalam, dengan melibatkan berbagai pihak. Antara lain para komisaris, Pemerintah Kabupaten selaku pemegang saham, Komisi B DPRD Kabupaten Jombang, selaku pengawas dan pembina BUMD.
Direksi juga melakukan konsultasi dengan OJK selaku pengawas perbankan nasional, untuk memastikan bahwa pembangunan gedung tidak mempengaruhi likuiditas Bank Jombang. “Kita sama sekali tidak menggunakan modal bank, juga dana dari APBD ataupun APBN. Kita mendapat pinjaman dari pihak ketiga, melalui kredit BPR,” jelasnya.
Jadi, tambahnya lagi, pembangunan gedung tujuh lantai Bank Jombang itu bukan secara tiba-tiba, tapi sudah melalui kajian mendalam dan matang berdasarkan analisa kebutuhan dan pertumbuhan usaha. Ia menilai kantor pelayanan yang lebih representatif dan nyaman adalah sebuah kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan Bank Jombang.
Terlebih sekarang ini, Bank Jombang mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menyalurkan berbagai layanan perbankan kepada masyarakat Jombang, khususunya ASN di lingkungan Pemkab Jombang. Karena itu, ia pun optimis jika Bank Jombang akan semakin tumbuh besar seiring dengan pusat pelayanan yang representatif dan nyaman.
“Membangun gedung tujuh lantai, bukanlah untuk membuat sebuah monumen, tapi bagi kami adalah sebuah keniscayaan untuk menjawab kepercayaan mesyarakat kepada Bank Jombang. Masyarakat sudah faham bahwa setiap tabungan yang disimpan di Bank Jombang akan dijamin aman. Jadi, sudah sewajarnya jika memberi layanan senyamanan mungkin kepada para nasabah adalah kewajiban kami. Salah satunya dengan membangun gedung yang lebih representatif dan nyaman untuk konsumen atau para nasabah,” tandas Usman.
Seperti diketahui, pembangunan gedung tujuh lantai Bank Jombang senilai Rp 19 miliar itu dimulai Maret dan direncanakan selesai akhir 2021. Gedung Bank Jombang yang baru akan menggantikan kantor lama di Jl. Wahid Hasyim 26, sehingga nantinya kegiatan pelayanan akan terpusat di gedung baru. Saat ini pembangunan gedung sudah memasuki tahap konstruksi. (**)