JEMBER, FaktualNews.co-Terduga pelaku pembunuhan atas Misran (50) di Dusun Dam Saola, Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, yakni Hasan (70), warga setemat, ternyata seorang residivis.
“Hasan itu, dulu juga pernah melakukan sama (pembunuhan). Korban saudaranya sendiri, di desa sebelah,” kata seorang tetangga terduga pelaku yang enggan disebutkan namanya, Jumat (2/7/2021).
Menurutnya, terduga pelaku Hasan dikenal aneh dan tempramen. “Karena tidak bisa mendengar orang batuk. Ada yang batuk langsung bawa celurit itu. Dulu karena membunuh, hukumannya dapat 10 tahun. Tapi setelah 7 tahun dia bebas itu,” katanya.
“Rumah korban dan (terduga) pelaku, dekat. Hanya berjarak sekitar 100 meteran. Ini depan sini,” sambungnya.
Kapolsek Mayang Iptu Bejul Nasution dikonfirmasi mengaku masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus dugaan pembunuhan tersebut.
“Tapi kami sigap cepat ke lokasi kejadian, dan langsung mengamankan terduga pelaku juga barang bukti sebuah celurit. Tapi untuk kronologis pasti kejadian. Kami masih pulbaket (pengumpulan bahan bukti dan keterangan) dan mendalami. Kejadian kira-kira jam 2 siang,” kata Bejul.
Setelah kejadian dugaan pembunuhan tersebut, korban langsung dibawa ke Puskesmas Mayang untuk dilakukan visum luar.
“Korban meninggal dunia, dan luka pada leher juga lengan tangan sebelah kanan,” ucapnya.
“Antara rumah korban dan tempat tinggal terduga pelaku berjarak kurang lebih 100 meter,” sambungnya.
Tim Inavis Polres Jember yang tiba lokasi kejadian segera melakukan olah TKP untuk memastikan kronologis terjadinya dugaan pembunuhan tersebut.
Diberitakan, Misran (50), pria warga Dusun Dam Saola, Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, tewas dengan luka bekas gorokan di lehernya, Jumat (2/7/2021).
Diduga pria tersebut tewas dibunuh tetangganya sendiri, hanya karena korban batuk saat sedang melepas lelah di gazebo depan rumahnya.
Pria yang tega membunuh korban bernama Hasan (70), tetangga dekatnya, yang rumah korban dengan tempat tinggal terduga pelaku hanya berjarak kurang lebih 100 meter.
Menurut informasi yang disampaikan Tacik, istri korban, sesaat sebelum terjadinya pembunuhan itu, korban sedang bersantai duduk di gazebo depan rumahnya bersama Karno, seorang temannya.
“Saat itu suami saya tamu-tamuan (duduk bercengkrama) dengan temannya, Pak Karno. Ada saya juga waktu itu. Kemudian Pak Karno ini mau pulang dan batuk,” kata Tacik dikonfirmasi di lokasi kejadian.
Saat batuk itu, kata Tacik, terduga pelaku Hasan mendatangi korban yang saat itu bersama Karno. Saat itu hanya menyapa dan terduga pelaku pulang ke rumahnya.
“Sudah tidak ada apa-apa, Pak Karno ini pulang. Tapi habis itu pelaku datang lagi menemui korban sambil membawa celurit, terus salaman dengan korban. Setelah itu langsung membacok (menggorok leher korban). Padahal sebelumnya tidak ada masalah apa-apa, juga datang tidak ada apa-apa,” jelasnya.