Peristiwa

Tiga Anggota Pemulasaran di Situbondo Diisolasi, Pemakaman Pasien Corona Pun Antre

SITUBONDO, FaktualNews.co-Pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Situbondo beberapa hari terakhir harus memakan waktu lebih lama, karena terjadi antrean.

Antrean itu, selain karena kasus kematian Covid-19 melonjak pada tiga rumah sakit rujukan di Situbondo dalam beberapa pekan terakhir, juga karena ada tiga anggota tim pemulasaraan yang harus dikarantina akibat kena Covid-19.

Lamanya antrean, di antaranya menimpa lima pasien Covid-19 yang sudah meninggal pada Minggu (4/7/2021) lalu, baru dimakamkan pada Senin (5/7/2021) sekitar pukul 10.30 WIB.

Jhoni (45) asal Desa/Kecamatan Mangaran, Situbondo mengatakan, ibu mertuanya meninggal pada Minggu (4/7/2021) sekitar pukul 01.00 WIB, namun ibu mertuanya baru dimakamkan Senin sekitar pukul 10.30 WIB.

“Pemakaman ibu mertua saya antre. Bahkan, saya menunggu hingga 10 jam lebih, karena pasien Covid-19 meninggal banyak di kamar mayat RSU dr Abdoer Rahem Situbondo,” kata Jhoni, Senin (5/7/2021)

Ketua tim pemulasaran jenazah Covid-19 Situbondo Lukman Habsy mengakui terjadi antrean proses pemakaman jenazah Covid-19 Kabupaten Situbondo. Itu karena tiga orang anggota pemulasaran jenazah isolasi mandiri akibat positif Covid-19.

“Selain itu, antrean pemulasaran jenazah juga akibat melonjaknya angka kematian pasien Covid-19 di Situbondo, dalam beberapa pekan terakhir ini, karena saat ini, hanya tinggal 5 orang anggota pemulasaran,” ujar Lukman Habsy.

Menurutnya, untuk hari ini, tercatat 11 pasien Covid-19 meninggal, salah satunya kiriman dari RS Syaiful Anwar Malang, yakni dr spesialis paru Aldiela Fitryanto. Sedangkan pasien Covid-19 meninggal satu hari sebelumnya dan dimakamkan 5 orang.

“Sehingga jumlah total pasien Covid-19 meninggal dan harus dimakamkan pada hari ini (Senin red-) sebanyak 16 orang,” bebernya.

Pria yang akrab dipanggil Lukman menegaskan, diakui dalam satu bulan terakhir ini, kasus kematian akibat Covid-19 melonjak cukup signifikan, sehingga tim pemulasaran merasa kewalahan dan kelelahan.

“Bahkan, anggota tim pemulasaran kadang tertidur di mobil, dalam perjalanan memakamkan pasien Covid-19,” pungkasnya.