MOJOKERTO, FaktualNews.co-Pengasuh Pondok Pesantren Amantul Ummah, Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, KH Asep Syaifudin Chalim menyebut, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat merupakan bentuk kepanikan pemerintah menangani Covid-19.
Seperti diketahui, penerapan PPKM darurat sejak tanggal 3 hingga 20 Juli 2021.
“Menurut saya berlebih-lebihan, panik tidak dicari asal permasalahannya. Asal permasalahannya adalah kesengsaraan ekonomi, boleh secara fisik dan psikis karena income berkurang,” tutur kiai yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) KH Asep Saifuddin Chalim ditemui di kediamannya, Selasa (06/07/2021).
Bahkan ia berpesan kepada putranya yang menjadi Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, ketika melakukan operasi yustisi PPKM darurat yang menyasar warung-warung, agar diberikan bantuan logistik.
“Barra saya suruh waktu menutup warung harus memberikan beras ya sebagai pengganti kerugian. Saya tidak paham juga, pemerintah kok sampai 20 mestinya kalau 14 hari kan sampai 17, karena tanggal 20 itu hari Idul Adha. Tidak boleh begitulah, ketentuan dan masa inkubasinya 2 minggu ya sudah itu saja diterapkan,” tukasnya.
Masih kata Kiai Asep, untuk keselamatan bangsa Indonesia agar jangan sampai panik, dirinya memberikan edukasi lewat media YouTube.
“Saya selalu memberikan edukasi, setiap 1 bulan sekali hampir pasti tayang di YouTube demi keselamatan Indonesia supaya jangan panik. Sekarang Eropa sudah menantang, Amerika menantang dan Singapura mereka menyampaikan bebas Covid-19. Kita kenapa masih dibohongi saja,” ungkapnya.
“Kita Indonesia tidak boleh berlebihan, nanti terpuruk ekonominya. Mudah-mudahan tanggal 20 sudah selesai jangan diperpanjang, mungkin sasarannya salat Idul Adha, tapai kurban belum selesai, kurbannya selesai tanggal 23,” imbuhnya.
Ia berharap pemerintah pusat hingga daerah agar tidak panik untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.
“Jangan panik, berikan edukasi tentang imunisasi. Imunisasi itu apa, makan, asupan. Makan yang sehat dan mengandung imun seperti tahu, tempe, telur dan kecambah. Konsumsi vitamin C dan jangan lupa protokol Islamnya dengan selalu bersih, tidak melakukan hal yang tidak penting, makan tidak kenyang, salat subuh berjamaah, salat malam. Physical distancing dan imanitas. Itu masukan kita kepada pemerintah,” tutup Kiai Asep.