Sosial Budaya

Revitalisasi Makam Sunan Drajat Lamongan Paling Lambat Semptember Tahun ini

LAMONGAN, FaktualNews.co – Direktorat Penataan Bangunan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera mengerjakan revitalisasi kawasan Makam Sunan Drajat Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

Namun demikian, pelaksanaan proyek itu tetap mengedepankan unsur keaslian peninggalan budaya di Lamongan.

PPK proyek revitalisasi dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur, Any Virgyani, memperkirakan revitalisasi tempat religi tersebut dimulai paling lambat pada awal September mendatang.

“Saat ini masih proses (lelang) tender. Mulai pengerjaanya paling lambat awal September, kalau tidak ada kendala di proses tendernya,” kata Any, Kamis (08/07/2021).

Lebih jauh, Any menjelaskan, titik-titik yang akan segera direvitalisasi di antaranya adalah Gapura Agung, pagar dan kanopi beserta lantai pedestrian.

“Prioritas utama akan mengganti semua kanopi beserta lantainya, mulai pintu utama yaitu Gapura Agung sampai ke depan masjid,” ujar Any.

Untuk pengerjaan Gapura Agung dipastikan tidak akan dibuatkan gapura baru atau replika, guna mempertahankan keasliannya. Kecuali bagian yang sudah rusak berat akan diganti dengan material yang baru. Sedangkan untuk bagian yang masih utuh, hanya akan dilakukan coating menggunakan minyak atsiri sesuai rekomendasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).

“Untuk Gapura Agung tidak membuat replika ulang, hanya rehabilitasi atau renovasi, terutama atapnya. Kita buatkan baru dengan kayu jati. Berdasarkan identifikasi bersama BPCB, Gapura Agung masih asli, daun pintunya juga masih asli,” terang Any.

Bagian bawah gapura juga akan dilakukan penggalian, untuk menemukan struktur pondasi eksisting gapura yang sudah tertutup karena peninggian lantai pedestrian.

“Gapura akan bongkar, kemudian merakit kembali. Tentu dengan dibantu BPCB, karena ini merupakan bangunan cagar budaya,” ucap Any.

Sementara untuk bagian pagar, Any menambahkan. Rencananya akan diganti dengan yang baru, karena sudah bukan bangunan asli.

“Pagar kayu sudah banyak dimakan rayap, apalagi itu bukan bangunan asli. Yang asli cuma satu sap di dekat gapura,” ujarnya.

Hal yang sama juga dilakukan untuk bagian kanopi beserta lantai pedestrian. Konstruksi bangunan akan dibuatkan yang baru dengan arsitektur dan material yang menyerupai bentuk aslinya.

“Untuk mengembalikan bentuk kanopi seperti bentuk awalnya dulu, harus berdasarkan identifikasi bersama BPCB, supaya materialnya sesuai dengan materialnya zaman dulu, kita menggunakan kayu jati. Cuman karena di situ kondisi tanahanya gerak, jadi kita perlu perkuat di pondasinya,” kata Any.

Selain ketiga bangunan yang menjadi prioritas tersebut, revitalisasi sepanjang 150 meter meliputi area anak tangga dekat parkir, Balai Rantai, lantai pedestrian, hingga depan Masjid.

“Kanopi dan lantai lebarnya 2 meter dan Gapura Agung sampai ke paseban tengah itu lebarnya 3 meter, sementara untuk Balai Rantai sudah agak miring, karena itu harus digali dulu untuk mengetahui kondisi di bawahnya,” terang Any.

Revitalisasi Makam Sunan Drajat dilakukan tanpa menghilangkan historis dari bangunan-bangunan tersebut, karena cagar budaya milik bangsa.