Nasional

Tanggapan Satgas Covid-19 Mojokerto Soal Screening Santri Baru di Ponpes Amanatul Ummah

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Satuan gugus tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Mojokerto, akhirnya buka suara terkait polemik kegitan kedatangan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah yang disinyalir mengabaikan protokol kesehatan di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.

Dikonfirmasi FaktualNews.co (Kelompok Faktual Media) usai sidang paripurna, Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto, Ikfina Fahmawati enggan memberikan jawaban.

“Lho, jangan tanya ke saya, nanti saya salah ngomong, bagaimana gus,” kata dia sambil menunjuk Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, Jumat (9/7/2021).

Pria yang juga Ketua Yayasan Amanatul Ummah ini menimpali dengan tenang.

“Ya begini, kalau santri itu kan tergantung kebijakannnya masing-masing pondok pesantren. Kalau misalkan di Pondok Pesantren saya itu kan harus melalui tahapan saat datang, harus di screening kesehatannya, apakah sudah swab PCR dan seterusnya, baru kemudian bisa masuk,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Barra.

Meski di dalam Instruksi Menteri Dalam negeri (Imendagri) sektor non esensial dilarang beroperasi normal di masa PPKM Darurat. Termasuk di sektor pendidikan diberlakukan 100 persen daring. Selain itu kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan dilarang selama PPKM Darurat.

Namun, putra KH Asep Syaifudin Chalim itu menjelaskan, kegiatan kedatangan santri tetap di perbolehkan meski dilaksanakan selama PPKM darurat berlangsung mulai 3-20Juli 2021.

“Ya diperbolehkan santri masuk itu,” tutur Gus Barra.

Kedatangan santri baru di Ponpes Amantul Ummah sempat menjadi bahan perbincangan dan beradar video dan foto melalui pesan berantai di WhatsApp yang menujukkan membludaknya santri dan wali santri saat proses screnning di Kampus Istitut KH Abdul Chalim (IKHAC) pada Senin, 5 Juli 2021.

Gus Barra tak menampik hal tersebut. Ia mengakui bahwa memang ada kegiatan kedatangan santri baru dan sempat terjadi kerumuman di kampus yang didirikan ayahandanya.

“Itu kan karena proses screnning, jadi dia (santri baru) masuk lalu screnning, itu yang membuat agak lama. Trus kita dapat masukan, gimana kalau screnningnya biar tidak terlalu lama,” paparnya.

Akhirnya, sistem screening dibuat drive-thru (layanan tanpa meninggalkan mobil). Yang screening turun dari mobil, lalu yang mengantarkan kembali pulang.

“Jadi sekarang sudah tidak ada,” ujar lulusan Universitas Al Azhar Mesir itu menegaskan.

Dikatakan Gus Barra, bahwa kegiatan kedatangan santri baru yang berlansung sejak 2 Juli 2021 itu telah melayangkan izin dan pemberitahun kepada Polsek setempat.

“Iya sudah, sudah kita izinkan ke Polsek dan yang lainnya,” kata dia.

Ia berharap, para santri yang datang ke Kabupaten Mojokerto harus melalui tahapan screening kesehatan sebelum masuk Ponpes tujuannya.

“Santri-santri yang satang ke pesantren Kabupaten Mojokerto harus melalui tahapan screening kesehatan, terutama swab PCR sehingga kemudian ketika dia masuk sudah seteril,” kata Gus Barra memungkasi.