MOJOKERTO, FaktualNews.co-Menjelang Iduladha 2021 harga hewan kurban di Kota Mojokerto mengalami kenaikan, sehingga daya beli masyarakat turun di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Ini berujung kepada penurunan omzet pedagang.
Hal ini di antaranya dialami Dwi Purnomo di lapak penjual kambing kurban, Jalan Raya Ijen, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto
“Baru laku separuh dari 60 ekor laku 30 ekor. Biasanya sudah laku 60 ekor, sampai hari H habis 80 ekor sampai 90 ekor. Keluhan naiknya harga hewan kurban dari pembeli jelas ada, tapi masyarakat masih bisa beli,” ungkapnya, Kamis (15/7/2021).
Pedagang lain, Eko menyampaikan hal senada. Bahkan ia menyatakan masa pandemi Covid-19 di tahun 2021 lebih parah dibanding tahun 2020 lalu.
Menurutnya, tahun 2020 lalu ia menjual kambing 85 ekor dengan waktu berjualan tiga minggu sebelum Hari Raya Iduladha.
“Tahun kemarin habis 85 ekor. Ini seminggu jelang Idul Adha, baru laku 30 ekor. Kalau sebelum pandemi, bisa sampai 100 ekor lebih. Saya jualan di sini, tiga minggu sebelum hari H, kambing-kambing ini dari Trenggalek. Jenis ada Etawa, Jawa dan menggolo,” imbuhnya.
Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Mojokerto, ada 19 lapak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Mojokerto dan sekitarnya di Kota Mojokerto.
Dari 19 lapak tersebut menjual 478 ekor kambing, 60 ekor sapi dan 12 ekor domba.
Harga hewan kurban, terutama kambing, menurut Dwi Purnomo mengalami kenaikan 20 persen jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.
“Sebelum pandemi kambing yang besar Rp4,5 juta, paling kecil Rp2,5 juta sekarang jadi Rp3 juta sampai Rp5 juta. Tidak ada harga Rp2,5 juta. Kalaupun ada, itu kecil,” katanya.