JEMBER, FaktualNews.co – Meskipun memiliki lebih dari 100 tenaga kesehatan dan 103 tempat tidur (TT), kapasitas Rumah Sakit Paru Jember hanya mampu melayani 49 pasien Covid-19 selama lonjakan kasus Covi-19 yang meningkat drastis belakangan ini.
Menurut Plt. Direktur RS Paru Jember dr. Sigit Kusuma Jati, dengan 49 pasien Covid-19 tersebut tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) saat ini sudah mencapai 100 persen.
“Tapi persentase penuh itu, bukan 103 tempat tidur itu terisi semua. Karena keterbatasan tenaga kami yakni nakes, jadi hanya mampu melayani 49 tempat tidur (pasien),” ujar dokter Sigit saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Rabu (14/7/2021) malam.
Ia menjelaskan, keterbatasan nakes yang dimaksud olehnya itu. Karena dari kurang lebih 103 nakes yang bekerja di RS Paru Jember. Kata Sigit, tidak semuanya bekerja untuk menangani pasien Covid-19.
“Alasannya ada beberapa hal. Diantaranya, pertama karena nakes kami ada yang komorbit (dengan) usia di atas 50 tahun. Komorbit di sini, karena dengan riwayat jantung dan asma, sehingga tidak kami tempatkan untuk merawat pasien Covid-19,” jelasnya.
Berita sebelumnya:
• RS Paru Jember Sementara Tak Terima Pasien, Terkendala Minimnya Nakes dan Oksigen
Kemudian kedua, lanjutnya, perawat atau nakes yang bekerja di RS Paru Jember, bagi yang hamil tidak ditugaskan untuk merawat pasien Covid-19.
“Kemudian ketiga, juga ada perawat kami yang terpapar virus Covid-19, itu yang jadi kendala kita. Sehinga kita hanya mampu melakukan perawatan pasien di 49 TT tersebut,” ungkapnya.
Ditanya berapa jumlah nakes yang terpapar Virus Covid-19, sayangnya Sigit enggan menjelaskan. “Sehingga karena tiga alasan itulah, kami bukannya menolak pasien. Tapi berupaya maksimal untuk tetap bisa memberikan bantuan penanganan pasien Covid-19 itu,” sambungnya.
Apakah dimungkinkan untuk meminta bantuan relawan kesehatan, agar nantinya dapat memberikan layanan optimal dalam menangani pasien Covid-19. Sigit menegaskan, pihaknya melakukan upaya untuk melakukan koordinasi dengan Dinkes di tingkat Pemprov Jatim.
“Tetapi kendala nakes ini, juga dialami semua rumah sakit dan puskesmas lain. Kami tidak berani memaksakan lagi. Ditambah kendala kami, kondisi oksigen kami juga menipis,” katanya.