FaktualNews.co

Mengenal Bediding dan Penyebab Hawa Dingin di Malam Musim Kemarau

Lingkungan Hidup     Dibaca : 1120 kali Penulis:
Mengenal Bediding dan Penyebab Hawa Dingin di Malam Musim Kemarau
FaktualNews.co/Istimewa
Ilustrasi

SURABAYA, FaktualNews.co – Beberapa hari terakhir ini suhu udara di Kota Surabaya dan sekitarnya terasa lebih dingin dari biasanya. Banyak orang menyebut kondisi ini dengan istilah bediding.

Masyarakat Jawa mengenal istilah bediding sejak dulu, entah mulai kapan. Kata bediding merupakan sebutan masyarakat Jawa untuk suhu udara dingin di malam hari pada saat musim kemarau.

Lepas dari benar tidaknya secara ilmiah, sebagian masyarakat Jawa menyebut bediding muncul karena pengaruh dari tanaman yang sedang berbunga atau sedang bersemi.

Lantas bagaimana penjelasan meteorologis tentang fenomena bediding?

Arief Trisna prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Juanda (BMKG Juanda) menjelaskan, fenomena bediding terjadi karena posisi matahari berada di belahan bumi utara khatulistiwa.

Sementara di Benua Australia sedang terjadi musim dingin dengan angin timuran berhembus dari daratan ini menuju wilayah Indonesia.

“Sehingga untuk wilayah yang berdekatan dengan Australia antara Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Timur, terasa dingin pada malam hari dan cukup panas dan kering pada siang hari,” ujar Arief Trisna melalui sambungan telepon kepada media ini, Jumat (16/7/2021).


Artikel menarik lainnya:

Musim Bediding, Dingin Saat Kemarau. Fenomena Apa?


Selain itu, suhu dingin dikatakan Arief Trisna, juga disebabkan karena faktor perawanan. Yaitu panas matahari yang dipancarkan ke bumi ketika malam hari dilepaskan kembali begitu saja tanpa ada awan yang menghalangi.

“Sehingga cuaca di malam hari terasa dingin,” singkatnya.

Kondisi ini dikatakan Arief Trisna telah berlangsung sekitar dua bulan lalu dan merupakan peristiwa musiman yang wajar terjadi. Ia memperkirakan, fenomena bediding bakal berlangsung hingga Bulan September mendatang.

“Cuaca dingin pada malam hari ini kami perkirakan sampai Bulan Agustus sampai September,” tandas dia.

Soal keyakinan atau ungkapan masyarakat yang menyebut bahwa bediding disebabkan oleh faktor tanaman yang sedang bersemi atau berbunga, Arief Trisna menampik. Menurutnya hal itu tidak saling berkaitan.

Yang pasti kata dia, bediding di Surabaya dan sekitarnya terjadi karena posisi matahari di utara serta arah hembusan angin yang membawa suhu dingin dari Benua Australia.

“Secara meteorologis ya karena faktor pengaruh dari cuaca di Australia yang musim dingin dan faktor posisi matahari dan faktor perawanan di wilayah itu,” tutupnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh