JAKARTA, FaktualNews.co-Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) berinisiatif mendirikan dan membentuk Tim AMSI Crisis Center Covid-19 yang akan diluncurkan pada Selasa 27 Juli 2021 mendatang.
Gelombang penularan Covid-19 yang begitu deras juga menimpa pekerja media sehingga berdampak langsung pada paroduktivitas media dalam memenuhi informasi publik.
Ketika pekerja media atau keluarganya terpapar, maka tidak dapat lagi melakukan tugas lapangan paling tidak dalam kurun waktu satu bulan atau dalam masa perawatan dan pemulihan.
Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut mengatakan, media termasuk sektor esensial yang tidak berhenti saat bencana datang.
Karenanya, pekerja media perlu tetap melakukan pekerjaan lapangan untuk memberikan informasi yang utuh kepada publik
“Untuk memberikan informasi yang utuh bagi publik, pekerja media tetap perlu melakukan observasi dan konfirmasi realitas di lapangan, tidak cukup hanya melalui ruang Zoom atau telepon,” kata Wenseslaus Manggut di Jakarta, Jumat (23/7/2021).
Menurutnya, pembentukan Tim AMSI Crisis Center Covid-19 juga berdasar pada beberapa pengalaman warga saat ingin mendapatkan akses layanan kesehatan.
Hal juga menjadi latar belakang organisasi yang menaungi 300 lebih media online di Indonesia membentuk tim tersebut.
AMSI Crisis Center Covid-19 akan dipimpin Koordinator Utama yaitu Upi Asmaradhana (CEO KGI Network), dengan melibatkan pengurus AMSI pusat dan daerah, serta para ahli di bidangnya masing-masing seperti dokter, psikolog, agamawan dan lain sebagainya.
Dokter yang telah menyatakan kesediaannya adalah dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD (Direktur RS Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta), dr. Khoirul Hadi, SpKK (Dokter spesialis di Solo dan sekaligus penyintas Covid-19).
Kemudian dr. Adib Khumaidi, SpOT. (Ketua Terpilih PB IDI & Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia), dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH (Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI & Ketua Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia), dr. Ulul Albab, SpOG. (Sekjen POGI JAYA).
Dari kalangan psikolog, pernyataan dukungan juga disampaikan oleh beberapa pihak diantaranya Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si. (Ketua HIMPSI Solo), Tim Psikolog Sadari.id, Elok Farida Husnawati, S.Psi. (HRD PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT). Sedangkan dari kelompok swasta yang bersedia memberikan dukungan adalah Pyridam Farma, dan jaringan Siloam Hospitals Group.
Koordinator Utama AMSI Crisis Center Covid-19, Upi Asmaradhana menyampaikan penjajakan kerja sama dengan berbagai pihak terus dilakukan.
“Saat ini Tim Crisis Center terus menjajaki kerja sama dengan pihak-pihak lainnya,” ungkap Upi.
AMSI Crisis Center Covid-19, lanjut Upi, berupaya membantu pekerja media sejak pertama terpapar dengan memberikan edukasi penanganan pertama serta berupaya memberikan bantuan yang diperlukan, sesuai ketersediaan bantuan dan jaringan di pusat maupun daerah.
“Tujuannya untuk membantu pemulihan dan menekan fatalitas. Saat ini data yang kami terima, di Jawa Timur saja setidaknya 38 pekerja media telah meninggal selama masa pandemi. Banyak lagi yang masih dalam perawatan baru terpapar,” tambahnya.
Tak hanya memberikan bantuan pada yang terpapar, AMSI Crisis Center Covid-19 juga akan mendata para penyintas Covid-19 yang layak memberikan donor darah konvalesen.
Untuk itu AMSI memanggil banyak pihak dari kalangan ahli dan korporasi swasta, di berbagai daerah, yang memiliki kepedulian, berkolaborasi mendukung penanganan dan pemulihan para pekerja media, agar media tetap bisa bekerja memberikan informasi yang dibutuhkan publik.
“Dukungan bagi pekerja media ini diperlukan, agar masyarakat mendapatkan informasi perkembangan penanganan pandemi Covid-19 dengan akurat dan pemerintah dapat mengambil langkah penanganan pandemi dengan tepat,” pungkasnya.