Lagi, Pasien Kondisi Kritis di Mojokerto Ditolak 9 Rumah Sakit Hingga Meninggal
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Penolakan pasien oleh rumah sakit di Kabupaten Mojokerto terulang kembali, setelah sempat terjadi pada 22 Juli 2021 lalu.
Kali ini menimpa pasien berinisial NA (50) warga Desa/Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, yang sedang dalam kondisi kritis dan mencari perawatan di rumah sakit pada Minggu, 25 Juli 2021. Namun ia ditolak dan berujung meninggal dunia
Kakak kandung NA, Yeti Muliah (52) menuturkan, adiknya meninggal dunia setelah ditolak oleh Puskesmas Pacet dan 9 rumah sakit.
“Kejadian Minggu tanggal 25. Dibawa ke Puskesmas Pacet dulu. Waktu di puskesmas dikasih oksigen disuruh rujuk ke rumah sakit karena saturasinya 45,” kata Yeti Muliah, Selasa (27/7/2021).
Menurut Yeti, dari Puskesmas Pacet kemudian mencoba dirujuk ke RS Sumberglagah, RSUD Prof dr Soekandar, RSI Arofah, RS Kartini, RS Sido Waras, RS Gatoel, RSI Hasanah, RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto dan RSUD RA Basoeni.
“Sangat kesulitan. Tidak ada yang kosong, ada kamar tidak ada oksigen, diruang IGD penuh semua. Semua rumah sakit menolak dengan alasan kamar penuh dan oksigen habis, tidak dicek sama sekali saat datang ditolak,” ungkapnya.
Yeti membebekan, adiknya tersebut mengalami sesak nafas saat tidur setelah minum obat dan tidak memiliki riwayat sakit apapun.
“Tidak ada gejala langsung sesak nafas pukul 07.00 dan pukul 11.30 Wib meninggal karena kehabisan oksigen tadi,” bebernya.
Yeti berharap kepada rumah sakit jika ada pasien datang paling tidak dilakukan pemeriksaan atau diberikan penanganan pertama.
“Harusnya tidak seperti itu penanganannya, ditolak tidak apa-apa tapi dilihat dulu sebetulnya tapi tidak dilihat dan ditolak gitu aja. Adik sudah dikubur biasa saja, protokol kesehatan pakai masker tetap, dikubur dari keluarga sendiri,” imbuhnya.
Sementara, Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Prof Dr Soekandar, dr Masulah membatah jika telah menolak pasien tersebut. Ia tidak tahu menahu penolakan pasien pada 25 Juli 2021. Yang ia tahu pada 22 Juliz. Itu pun pihaknya mengaku tidak melakukan penolakan.
“Kita tida nolak, belum masuk rumah sakit kita, kalai ditolakkan sudah masuk. Kondisi rumah sakit memang penuh. Yang hari Minggu saya tidak tahu, tapi yang hari Kamis saya tidak tahu persis, cuman dikabari Dinas Kesehatan, ” katanya saat dikonfirmasi via telpon genggam.
Ia menegaskan, tidak melakukan penolakan, memang RSUD Prof dr Soekandar tidak menerima pasien lantaran kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan oksigennya menipis.
“Kita ini memang lihat SDM-nya, kemudian oksigennya juga bagaimana. oksigennya menipis, kalau memang mau diterima juga bagaimana?,” ungkap Masulah.
Disinggung soal pintu gerbang RSUD Prof dr Soekandar yang dikunci, ia tidak menampik dengan alasan kamar rumah sakit sudah penuh.
“Kalau dikunci memang iya, oksigen memang menipis, kamarnya juga penuh. Kalau dibuka masyarakat akan berbondong-bondong datang, nanti kalau ditolak malah jadi adu mulut. Misalkan dikasih tahu penuh juga tidak mau menerima. Kalau sudah seperti itu ya harus cari rumah sakit yang lain,” bebernya.