Gaya Hidup

Begini Cara Milenial Nganjuk Ajak Pelaku Usaha Patuhi Prokes

NGANJUK, FaktualNews.co – Kalangan muda atau milenial yang tergabung dalam Gerakan Kreatif Nasional (Gekrafs) Nganjuk memiliki cara tersendiri mengajak pelaku usaha untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes).

Selain melalui talkshow virtual, Gekrafs juga memfasilitasi pemasaran produk pelaku usaha melalui media sosial.

Bahkan juga mengajak pegiat media sosial serta influencer untuk memasarkan produk pelaku usaha terdampak pandemi Covid-19.

Kali ini, Gekrafs Nganjuk akan menggelar talkshow secara virtual dengan tema, ‘Optimalisasi Peran Generasi Millienial Dalam Upaya Pengendalian Pandemi Covid-19’.

Kegiatan yang akan dilaksanakan nanti malam, Sabtu (31/07/2021) ini akan mengajak milenial untuk membantu pengendalian Covid-19. Salah satunya dengan kampanye protokol kesehatan.

Ketua Gekrafs Nganjuk, Arie Fauzie menilai penyebaran Covid-19 di Nganjuk ini sedikit tidak terkendali. Ini salah satunya karena pertemuan antara pembeli dan penjual di pasar-pasar.

Bukan pada aturan dan dari kebijakan pemerintah. Terlebih, masyarakat pun juga perlu meningkatkan kesadaran prokes.

“Pembeli dan penjual masih belum menerapkan protokol kesehatan,” kata Arie Fauzie, Sabtu (31/07/2021).

Untuk itu, menurutnya, perlu adanya edukasi lebih aktif tentang prokes dari tokoh dan anak muda di Nganjuk. Baik secara tindakan untuk menerapkan prokes sendiri, maupun mencontohkan cara penerapannya.

Anak muda ini yang dianggap lebih dekat dengan sosial media (sosmed), kata Arie, agar bisa menyampaikan pesan prokes itu ke keluarga dan melalui sosmed.

“Pesan-pesan edukasi (prokes), ini harus bisa tersampaikan ke putra-putri (dari) pedagang dan pembeli di pasar,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, selain kampanye kepada anak muda dan pelaku usaha, Gekrafs Nganjuk berencana memberi bantuan pedagang melalui sektor kreatif. Yakni melibatkan influencer, youtubers dan vlogger. Mereka diharapkan bisa mengawali dan memberikan bantuan kepada pedagang.

Tak hanya itu, Gekraf sudah memberi bantuan pemotretan foto produk dari pedagang. Rencananya, produk itu akan dipasarkan melalui aplikasi dan sosmed. “Pemotretan (sudah dilakukan), kemarin katalognya sudah jadi. Kita sudah berikan kepada pedagang,” tandasnya.

Melalui sejumlah cara itu, diharapkan berdampak pada pengendalian mobilitas dan kerumunan. Pembeli tidak harus datang ke tempat pedagang.

Dalam waktu dekat, lanjut Arie, produk itu akan dipublikasikan dan dijualkan melalui website dan sosial media.

Tak hanya itu, konsumen diberikan edukasi terkait produk. Pemerintah pun juga diajak membeli produk itu.

Meski demikian, dalam pemasaran produk pedagang ini, pihaknya tidak membatasi apabila pelaku usaha ingin mempublikasikan sendiri di sosmed.

Pihaknya akan mengkaji inovasi dari produk kuliner, pariwisata, pendidikan, ekspor dan impor. Hanya saja, saat ini masih fokus ke sektor UMKM, desain grafis dan game.

Usai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) nanti, Gekraft berencana melakukan pelatihan.

Kemudian pembuatan video pariwisata, jajanan lokal dan, model serta artis dari Nganjuk. “Kita publiskan melalui youtubers dan influencer,” ungkap Arie.