Nasional

Cek Aplikasi Silacak di Puskesmas Mojokerto, Panglima TNI Apresiasi Turunnya Positivity Rate

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengapresiasi menurunnya angka rata-rata positif Covid-19 (positivity rate) di Kabupaten Mojokerto.

Apresiasi itu disampaikan Hadi Tjahjanto saat mengecek anggota TNI Polri di lapangan, terkait kemampuan dalam melakukan Tracing, Testing dan Treatment (3T) dan penerapan aplikasi Silacak.

“Ini kita apresiasi karena positivity rate rendah. Hasilnya mereka aplikasi Silacak dan inaRISK. Terkait aplikasi Silacak, bukan kita mampu menginput data, tapi di lapangan harus juga paham,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, saat berada di isolasi terpusat di Puskesmas Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Minggu (1/7/2021).

Turut mendampingi kunjungan Panglima TNI tersebut, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Kepala BNPB Letnan Jenderal Ganip Warsito, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan forkopimda Kabupaten serta Kota Mojokerto.

Pantauan di lokasi, Panglima TNI meminta kepada Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk menghubungi salah satu orang yang terpapar Covid-19.

“Ketika ada notifikasi konfirmasi positif, apa yang kita lakukan adalah tracing kontak erat, kemudian membagi kegiatan mulai dari entrites, lalu klasifikasi, konfirmasi entri tes, mana yang otg mana yang otg ringan. Kemudian laksanakan isoter 10 hari, lalu lakukan testi tes dan bebas. Sedangkan otg ringan lakukan isoter 14 hari, kemudian dilaksanakan testi tes kalau sudah negatif kembali ke masyarakat,” lanjut Panglima TNI.

Panglima TNI mengimbau masyarakat untuk penggunaan masker dan isolasi mandiri sebagai new normal (kebiasaan baru).

“Bahwa penggunaan masker dan isolasi mandiri jadikan kebiasaan baru. Sehingga saat ini ketika kita dalam kondisi badan hangat langsung isoman, masuk kamar lalu lapor ke bidan desa. Kalau itu sudah biasa kita bisa memutus mata rantai Covid-19, karena mau tidak mau kita harus hidup bersama Covid-19, kalau kita tahu kelemahan covid ya kita bebas,” pungkasnya.