Peristiwa

Latihan Bersama TNI AD dengan Angkatan Darat AS Bikin China Jiper?

JAKARTA, FaktualNews.co–Latihan Bersama (Latma) Garuda Shield 2021 sudah memasuki hari ke-9. Jadi yang terbesar sepanjang sejarah kerjasama TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat Amerika Serikat (United States Army), Latma Garuda Shield ke-15 ini menjadi sorotan sejumlah negara di dunia terutama China, yang merupakan kompetitor Amerika Serikat (AS).

Bagaimana tidak, Latma Garuda Shield 2021 melibatkan 4.528 personel dari TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat AS (US Army). Apalagi, aksi militer Indonesia dan Amerika Serikat ini berlangsung di tengah memanasnya situasi di Laut China Selatan.

Sejumlah pihak berpendapat Indonesia bisa saja dimusuhi China, lantaran menerima kerjasama dengan AS. Akan tetapi di sisi lain, Indonesia memiliki sistem politik bebas aktif.

Dalam hal ini, Indonesia bebas menentukan kebijaksanaan dalam permasalahan internasional, termasuk isu Laut China Selatan (LCS).

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI (Purn.) Sutiyoso, mendukung penuh kerjasama militer Indonesia-AS.

Latma Garuda Shield 2021 dinilai mantan anggota satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu bisa menetralkan pandangan AS terhadap Indonesia, yang sebelumnya dianggap sangat mesra dengan China.

Di sisi lain, kerjasama militer Indonesia-AS juga bisa menjadi elemen diplomasi yang kuat terhadap China. Sutiyoso merasa, China tidak akan terlalu menggunakan kekuatannya untuk menekan Indonesia.

“Khusus latihan yang diadakan di Indonesia dengan tentara Amerika, artinya begini saya menyorotinya. Ini kan isu panas saat ini kan Laut China (Selatan) yang diklaim oleh pihak China. Ini tentu akhirnya yang berhadapan head to head adalah China dan Amerika yang punya kepentingan,” ujar Sutiyoso.

“Walaupun, kita juga negara-negara Asia Tenggara yang merasa dirugikan dengan klaim itu. Jadi, kita memang harus ekstra hati-hati. Tetapi latihan dengan Amerika, saya sungguh sangat mendukung. Karena supaya China juga paham, karena selama ini, Amerika itu (memiliki) kesan kita sangat dekat dengan China,” katanya.

Sutiyoso malah ragu jika TNI mengadakan latihan bersama dengan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). Menurutnya, Indonesia adalah salah satu negara di kawasan Asia Tenggara, yang juga dirugikan China atas klaim Laut China Selatan.

“Tetapi sebaliknya, kalau kita latihan (militer) dengan China kita harus berpikir panjang. Karena, kita masuk aliansi Asia Tenggara yang banyak dirugikan juga oleh China,” ucap Sutiyoso.