Mengenal Terapi Rehabilitasi Medik Tanpa Mengandalkan Obat di RSUD Sumenep
SUMENEP, FaktualNews.co – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, madura, menyediakan layanan kesehatan berupa rehabilitasi medik tanpa mengandalkan obat.
Rehabilitasi ini cukup dengan terapi fisik didukung dengan peralatan lengkap dengan tim medis yang profesional.
Pelayanan rehabilitasi medik dengan terapi fisik ini, bertujuan menangani pasien yang pernah bermasalah kesehatan seperti masalah fungsi tubuh dengan tanpa ketergantungan kepada obat-obatan. Terapi ini dinilai cukup efektif untuk memulihkan kesehatan para pasien.
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Rehabilitasi Medik RSUD Moh Anwar Sumenep, dr. Didik Permadi menyampaikan, penyakit yang dapat ditangani oleh tim rehabilitasi di poli terpadu rumah sakit plat merah tersebut diantaranya penyakit stroke, gangguan saraf, kelainan pada bayi, kesemutan hingga penanganan pasien pasca patah tulang.
Itu dapat mencakup semua umur baik laki-laki maupun perempuan, dengan jenis dan tingkat rehabilitasi yang berbeda-beda. Tindakan rehabilitasi medik yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi dan keterbatasan fisik yang dialami setiap pasien.
“Rehabilitasi medik adalah sebuah tim yang terdiri dari multi disiplin profesi yang didalamnya terdiri dari spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, lalu fisioterapis, oktal serena terapis, terapi bicara, ortotik prostetik, ada perawat, ada phsikolog dan ada social worker, itu tim rehabilitasi kita,” terangnya, Senin (09/08/2021).
Jika dibanding dengan dokter spesialis yang lebih condong kuratif (penyembuhan pasien dari penyakit), maka rehabilitasi medik lebih pada pasca penyembuhan dengan mengandalkan teknik terapi, yang bertujuan agar pasien bisa kembali beraktivitas normal atau sembuh total.
“Dalam Program kesehatan itu kan ada istilah promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, nah dokter spesialis lain itu biasanya ke kuratifnya, bagaimana menyembuhkan seorang pasien dari penyakitnya. Sedangkan kita setelahnya, setelah penyakit itu disembuhkan,” urainya.
Karena biasanya, kata dr. Permadi, orang setelah mengalami sakit itu dapat menimbulkan kecacatan tersendiri, misalkan pada pasien stroke, setelah disembuhkan mungkin ada fungsi-fungsi tubuh yang sudah tidak normal.
“Contoh kasus pada pasien stroke misalnya, setelah disembuhkan biasanya mengalami susah berjalan lagi, tidak bisa bicara normal, nah tugas kita bagaimana caranya dapat mengembalikan kondisi pasien seperti sedia kala,” tuturnya.
Diketahui, fisioterapi atau terapi fisik adalah prosedur untuk memeriksa, menangani, dan mengevaluasi pasien yang mengalami keterbatasan pada gerak dan fungsi tubuh. Fisioterapi juga dapat dilakukan untuk mencegah cacat fisik dan mengurangi risiko terjadinya cedera atau gangguan gerakan di kemudian hari.