FaktualNews.co

Di Desa Kabupaten Jember Ini Angka Kematian Covid-19 Diduga Tinggi

Peristiwa     Dibaca : 765 kali Penulis:
Di Desa Kabupaten Jember Ini Angka Kematian Covid-19 Diduga Tinggi
FaktualNews.co/hatta
Pemakaman warga di Jember dengan protokol Covid-19.

JEMBER, FaktualNews.co – Angka kematian akibat Covid-19 di Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari, Jember, diperkirakan cukup tinggi. Bisa sampai tiga warga meninggal dalam satu hari.

Angka kematian itu paling banyak dialami warga yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman).

Hal itu disampaikan seorang relawan peduli Covid-19 Kecamatan Bangsalsari yang enggan disebutkan namanya. Menurutnya, angka kematian akibat Covid-19 di Desa Bangsalsari, tidak terdata dengan baik.

Pasalnya kurang optimal terkait pendataan warga yang menjalani isoman. Sehingga saat meninggal, juga tidak terdata dengan baik.

“Bahkan saat dimakamkan, tidak dilakukan dengan prokes. Dimakamkan dengan cara biasa oleh warga sendiri. Sehari angka kematian warga isoman bisa 2 sampai 3 orang. Itu hanya di Desa Bangsalsari, di desa lain wilayah Kecamatan Bangsalsari hampir sama kondisinya,” katanya, Rabu (11/8/2021) sore.

Wilayah Kecamatan Bangsalsari sendiri terdiri dari 11 desa. “Angka kematiannya hampir sama,” sambungnya.

Ia menjelaskan, pendataan yang kurang jelas itulah yang mengakibatkan banyak terjadi perbedaan data dan warga yang isoman tidak diketahui pasti jumlahnya.

“Kurang optimalnya itu menyebabkan pencatatan tidak valid. Kendalanya dari ujung tombak di bawah, yakni wilayah RT/RW. Mereka seharusnya memantau dengan baik, malah tidak optimal. Sehingga warga isoman yang mestinya mendapat nasi kotak atau bantuan makan, tidak terbantu,” ungkapnya.

Kendala lain, lanjutnya, soal anggaran dari pemerintah tingkat di atasnya juga menjadi persoalan.

“Karena apa? Berbagi nasi kotak kan butuh anggaran. Belum lagi soal (paradigma) masyarakat, yang terkonfirmasi positif Covid-19 dikucilkan lingkungan. Itu juga mengakibatkan data warga isoman atau kematian saat isoman, menjadi tidak valid,” ulasnya.

Selain itu, sambungnya, pemahaman masyarakat juga kurang soal Covid-19. “Masih banyak tidak percaya adanya virus Corona ini,” imbuhnya.

Dia berharap untuk sosialisasi tentang wabah Covid-19 lebih dimasifkan. “Karena edukasi masyarakat di bawah khususnya di desa ini penting. Anggaran untuk membantu warga isoman, tidak hanya beras tapi mungkin bisa langsung dalam bentuk makanan saji,” imbuhnya.

Terpisah Plt Camat Bangsalsari Basukik dikonfirmasi soal angka kematian karena Pandemi Covid-19, menyampaikan pendapat berbeda.

Menurutnya, angka kematian akibat Covid-19 hanya terjadi sekali dalam kurun waktu seminggu. Terlebih warga yang mengalami sakit karena kondisi perubahan cuaca.

Terkait pendataan warga Isoman, juga sudah optimal. Bahkan pihaknya sudah berkoordinasi hingga tingkat RT/RW.

“Kondisi di sini (Kecamatan Bangsalsari) aman-aman saja, tidak ada gejolak. Tapi waspada terhadap Covid-19. Kita gotong-royong dan muspika mengarahkan ke sana. Angka kematian per hari tidak bisa ditarget sekian-sekian. Apalagi saat ini musim Pancaroba. Sehingga banyak orang yang sakit kena flu atau apa ya (penyakit lain dan meninggal),” ujar Basukik.

Pria yang Sekcam Bangsalsari ini mengatakan, untuk angka kematian akibat Covid-19 menurutnya bersifat fluktuatif.

“Tidak tentu. Bahkan beberapa minggu tidak ada, kadang dua dalam seminggu. Tidak pernah sampai 3 orang. Itu dalam satu wilayah kecamatan. Dalam hal ini yang meninggal sudah tua, sehingga penyakitnya itu karena komplikasi. Bukan murni Covid, itu tidak. Semisal sakit stroke tertularnya di mana itu tidak tahu juga,” jelasnya.

“Kebanyakan komplikasi dan umurnya sudah tua (jika meninggal karena sakit). Tapi sekarang sudah jarang yang meninggal,” sambungnya.

Basuki menjelaskan, soal warga di Kecamatan Bangsalsari yang menjalani isoman, dia menegaskan sudah memberikan perhatian optimal, juga pendataan secara tepat.

“Untuk pendataan, ini tidak ada kendala. Karena dari tingkat RT/RW yakni PPKM mikro di bawah, antusias untuk mengarah pendataan ke sana. Bahkan seperti (warga) PMI (Pekerja Migran Indonesia), itu 600 orang (ada warga dari Bangsalsari) ikut kegiatan swab test,” ungkapnya.

Bahkan soal fasilitas makanan siap saji bagi warga isoman, lanjutnya, dilakukan gotong-royong oleh masyarakat setempat.

“Untuk vitamin itu (juga ada) dari Puskesmas. Bahkan dari Kodam, lewat Koramil, kita (Kecamatan Bangsalsari) juga dapat berupa obat-obatan dan beras kemarin itu,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah