FaktualNews.co

Dampak PPKM, Peternak Bebek Potong di Blitar Terancam Bangkrut, Pesanan Terus Merosot

Ekonomi     Dibaca : 702 kali Penulis:
Dampak PPKM, Peternak Bebek Potong di Blitar Terancam Bangkrut, Pesanan Terus Merosot
FaktualNews.co/dwi haryadi
Stok bebek milik Gunawan yang masih banyak akibat belum terjual.

BLITAR,FaktualNews.co – Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM ) yang terus diperpanjang, membuat peternak bebek potong di Desa Jatilenger, Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar terancam merugi.

Pasalnya dengan diperpanjang PPKM, pesanan daging bebek terus berkurang. Pesanan terus berkurang karena penjual daging bebek goreng mengurangi daganganya akibat jumlah pembeli merosot, karena pembatasan jam jualan.

Salah satu peternak bebek potong, Gunawan mengatakan, sejak diberlakukanya PPKM, permintaan daging bebek potong ternaknya menurun.

Karena para pedagang lalapan yang jualnya di malam hari terkena pembatasan waktu jualnya, yakni hanya sampai pukul 20.00 WIB, sehingga omzet menurun, dan permintaan daging bebek ke peternak berkurang.

Saat ini dengan berkurangnya pesanan dari pedagang makanan, para peternak bebek potong terancam merugi. Sebab ternak bebek perlu pakan, sedangkan hasil ternaknya jumlah pemesan anjlok.

Dikatakan, saat normal, bebek yang terjual per haqri sekitar 100 ekor. Sekarang paling banyak 10 sampai 20 ekor saja. “Jika dihitung kerugian per hari bisa berkisar Rp 600 sampai Rp 700 ribu,” kata Gunawan, Kamis (12/8/2021).

Gunawan menambahkan, anjloknya pesanan bebek potong ini terjadi sejak satu bulan lalu, saat dimulainya pemberlakuan PPKM Darurat, yang kemudian disusul PPKM level 4 yang kemudian diperpanjang dua kali.

Sebelumnya diberlakukanya PPKM, kata Gunawan, meskipun pandemi Covid-19, masih ramai. Karena pedagang lalapan masih bisa jualan larut malam.

Namun sesudah di berlakukanya PPKM, pedagang makanan lalapan juga mengeluh dagangannya kurang laku, sehingga mengurangi jumlah daganganya sesuai batas jam yang ditentukan pemerintah.

Jika kondisi terus seperti ini, sambung Gunawan, peternak seperti akan hancur. Pasalnya tidak bisa menutup biaya pakannya. Jika dihitung, imbuh Gunawan, untuk pakan bebek per hari mencapai Rp 300 sampai Rp 400 ribu.

“Sedangkan bebeknya laku hanya 10 ekor. Per ekornya Rp 40 sampai Rp 50 ribu tergantung besar kecil bebek. Jadi per hari hanya dapatkan Rp 400 ribu. Jadi sama sekali tidak untung, belum biaya lainnya seperti listrik dan tenaga kerja. Kalau terus begini, kami terancam bangkrut,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Tags