NGANJUK, FaktualNews.co – Keadaan bangsa yang masih menghadapi musibah pandemi Covid-19, membuat sejumlah pihak di Kabupaten Nganjuk melakukan kegiatan ‘Ruwatan’.
Acara tersebut dinamakan ‘Ruwatan Bumi Anjuk Ladang’, bertempat di situs Candi Lor, Minggu (15/08/2021).
Pembina Yayasan Keraton Mpu Sindok Jayastambha, Moh Sayyidil Mursalin menjelaskan, acara tersebut digelar berdasarkan petunjuk dari alam, jati diri bangsa dan sejarah.
“Jadi dari konsep jasmerah (jangan melupakan sejarah) itu, kemudian mendapat petunjuk,” kata Moh Sayyidil Mursalin atau akrab disapa Gus Lin, ditemui usai acara di situs Candi Lor.
Agenda ini sebenarnnya dilakukan setiap tahun, tepat pada saat hari Minggu pasaran Pon. Cuma tahun kemarin, karena masih awal pandemi dan tidak ada pergerakan, kegiatan ruwatan tidak diadakan.
Saat kondisi normal dulu, bahkan pernah mengundang komunitas dan keturunan dari kerajaan di Nusantara.
“Kita selalu mengadakan ruwatan, cuma karena kemarin pandemi, itu yang parah tahun kemarin. kita tidak mengadakan. Kalau tahun sebelumnya kita juga mengadakan,” ungkapnya
Karena saat ini masih dalam keadaan bencana pandemi, menurut Gus Lin, dilakukan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk. Konsepnya doa bersama lintas agama dengan BPBD.
Beberapa tokoh yang hadir, dia menyebut, mulai dari Agama Islam, Hindu, Budha, aliran Kejawen dan lainya. Sebelum pandemi pada beberapa tahun lalu, orang yang hadir berkumpul banyak sekali .
Seperti rangkaian saat ini, menurut dia, ada khataman Al-Qur’an dari kiai dan santri pada waktu pagi hingga siang. Begitu juga umat dan aliran ‘kejawen’ yang juga melakukan dengan caranya, di tempat yang berbeda.
“Ini, mulai dari kiai dan santrinya, kemudian umat Hindu, kemudian dari umat Kristen, semuanya dari golongan rombongan masing-masing bermunajat di sini,” pungkasnya
Untuk acara pada hari Minggu ini, dilakukan dengan protokol kesehatan (prokes). Mulai dari menjaga jarak, memakai masker dan tidak mendatangkan orang banyak.
Hanya beberapa orang saja hadir mewakili dari instansi serta elemen masyarakat. Acara ini tadi, dipimpin dengan budaya Hindu.
Berdasarkan pantauan di lokasi, acara ini dihadiri oleh Kepala Pelaksana BPBD Nganjuk Abdul Wakid, Kepala Disparporabud Kabupaten Nganjuk Gunawan Widagdo, perwakilan dari Kodim 0810/Nganjuk dan pejabat lainya
Pada acara itu, disediakan suguhan sesajen, kendi, bendera merah putih dan lainya. Mereka melakukan ritual dan doa bersama yang dipimpin dari Hindu.
“Karena yang masih memegang adat istiadat ini kebetulan adalah umat Hindu, jadi melalui proses ini tadi, namanya ruwatan,”pungkasnya
Ruwatan ini dilakukan, lanjut dia, untuk membersihkan hal gaib yang negatif dan menempatkan roh pada tempatnya.
Adanya kendi berisi air, ini untuk pembersihan. Kemudian kain bendera merah putih, itu untuk dibersihkan dan dimurnikan lagi sesuai arti dari warna merah yang berarti berani dan putih yang suci.
Sedangkan Kepala BPBD Nganjuk Abdul Wakid mengatakan, acara ini memang dilakukan setiap tahun. Namun pandemi kemarin, tidak diadakan.
Pelaksanannya pun, kali ini dilakukan dengan menerapkan prokes. Sebelum hari pelaksanaan, rumput dibersihkan, bendera besar disiapkan dan ada penyemprotan cairan disinfektan. “Jumlah yang hadir juga tidak banyak, sekitar dua puluh tiga orang,” kata Wakid.