Jual Salad Buah Saat Pandemi, Wanita Ini Raup Omzet Ratusan Juta per Bulan
JEMBER, FaktualNews.co – Pandemi Covid-19 dan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, memberikan keuntungan tersendiri bagi Owner Salad Alvi Yunita. Pasalnya, omset penjualan makanan sehat dari buah-buahan dicampur dengan mayonaise itu, naik hingga mencapai ratusan juta rupiah per bulan.
Terkait trik penjualan Salad Buah tersebut, dirinya mengaku memanfaatkan promosi lewat medsos Instagram, ditambah dengan promosi endorsement (yang dilakukan oleh selebgram). Ia juga sekaligus melakukan publikasi lewat media mainstream.
Di musim pandemi, Yunita lebih banyak menyasar masyarakat yang sedang menjalani isoman. Karena, para isoman adalah orang yang membutuhkan makanan dengan nutrisi cukup.
“Karena saat pandemi ini, masyarakat kan malas mencari makanan atau jajanan keluar rumah. Sehingga trik yang saya pakai itu. Membantu untuk (masyarakat) mencari informasi tentang Salad buah yang saya jual. Apalagi warga isoman, itu sasaran saya,” kata Yunita saat dikonfirmasi di outletnya di Ruko Jalan Karimata, Kecamatan Sumbersari, Senin (16/8/2021) pagi.
Lanjut Yunita, promosi atau meyakinkan masyarakat agar memilih makanan salad buah untuk tambahan nutrisi di tengah pandemi, menjadi fokus untuk mempromosikan produk salad yang dijualnya.
“Salad ini kan makanan yang segar dan fresh juga bergizi. Karena kandungan buah-buahannya itu ya. Apalagi saat masa PPKM ini juga yang isoman. Nah dengan makanan kami yang siap saji dan take away (dapat dibungkus). Sehingga promosi itu yang saya gencarkan. Alhamdulillah meyakinkan dan saat pandemi ini order kami semakin banyak,” ujarnya.
Untuk promosi di media sosial atau pun media mainstream, Yunita tentu saja mengeluarkan biaya. Namun yang diperoleh dari promosi tersebut, dengan biaya yang ia keluarkan bisa sebanding dan membuat produknya semakin terkenal.
“Bahkan juga melalui publikasi media, baik elektronik ataupun lainnya. Trik endorse itu juga penting, toh tidak sampai Rp 1 Juta (biaya selebgramnya), kisaran Rp 250 – 500 ribu, bisa iklan lewat grup-grup ataupun akun di Instagram. Trik itu yang saya lakukan,” sambungnya.
Selain itu, katanya Yunita, menjaga kualitas produknya juga merupakan hal yang sangat penting.
“Tentunya kualitas yang kami jaga, salad kan bahan dasarnya buah. Jadi ya buah-buahan yang kita gunakan harus yang berkualitas. Contoh untuk buah pir, yang kita pakai yang kualitasnya bagus yakni dengan istilah buah century, jadi dipilih yang terbaik. Kemudian strawbery, jeruk, dan anggur. Yang semua sudah lolos kualitas dan ketat memilihnya. Jeruknya bahkan pakai jenis sunkist (kualitas bagus),” ungkapnya.
Kemudian trik berikutnya, kata Yunita, adalah mengurangi kadar air dari salad yang dibuat.
“Seperti halnya pemilihan jelli (bahan pendukung Salad). Kita buat dengan kadar air yang pas. Karena jika terlalu banyak berpengaruh pada kualitas saladnya nanti,” sambungnya mengulas.
Sehingga meskipun harga Salad yang paling murah dijualnya dengan harga Rp 12.500 ukuran cup kecil, tidak kemudian pelanggannya merasa Salad yang dijual terlalu mahal.
“Karena kita menjaga kualitas salad yang kita produksi. Itu yang penting,” imbuhnya.
Dengan sejumlah trik dan konsistensi tersebut, ia pun mendapatkan hasil yang cukup banyak. Bahkan satu hari, ia bisa meraup omset hingga 25 juta rupiah.
“Syukur Alhamdulillah omset kita bisa sampai Rp 25 juta per hari dari penjualan salad ini. Jadi ya kurang lebih ratusan juta per bulan. Kenapa diminati, ya karena kebanyakan diorder untuk kebutuhan masyarakat, apalagi yang sedang menjalani isoman,” ungkapnya.
“Bahkan kita bisa sampai membuka dua outlet sekaligus di dua lokasi berbeda. Yakni di Ruko Jalan Karimata dan di Ruko Jalan Kalimantan. Itu adalah hasil jualan Salad ini,” sambungnya.
Namun tidak selesai disitu, Yunita juga berupaya jemput bola saat pandemi ini. Yakni dengan membuka gerai dadakan di titik-titik keramaian.
“Seperti halnya di Alun-Alun Kota Jember. Karena kan masyarakat kita mungkin tidak bermain medsos. Jadi kita mendekat ke konsumen. Mungkin itu yang bisa mendongkrak penghasilan dari penjualan salad ini,” ujarnya.
Namun demikian, dengan semakin membludaknya pesanan, diakui juga hal tersebut membuatnya kewalahan.
“Alhamdulillah kita mempekerjakan 25 orang pegawai. Sekaligus dengan driver (pengantar pesanan salad), yang nantinya langsung mengirimkan pesanan kepada konsumen,” pungkasnya.