Kakak Adik Seberangi Sungai Saat Sekolah, Fraksi Golkar DPRD Banyuwangi Tinjau Lokasi
BANYUWANGI, FaktualNews.co – Setelah ramai dikabarkan kakak beradik berangkat sekolah menyeberangi sungai dan tempuh bukit terjal, anggota Fraksi Golkar DPRD Banyuwangi turun ke lapangan guna melihat langsung kondisi medan jalan tersebut, Rabu (25/8/2020).
Wakil Ketua DPRD dan juga ketua DPD Golkar Banyuwangi Ruliyono diwakili anggotanya Marifatul Kamila, saat turun ke lokasi mengatakan, akan segera dibangun jembatan yang menghubungkan Dusun Sempu Desa Gombolirang dan Dusun Sumberan Desa Macan Putih.
“Ternyata setelah kita terjun langsung ke lapangan kondisinya sangat ekstrem dan terjal, saya baru tahu hari ini. Yang dilewati pun jalan setapak yang lebarnya hanya setengah meter, bebatuan dan harus naik turun bukit. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana ketika hujan, pasti sangat licin sulit untuk dilintasi,” kata Rifa di lokasi.
Jarak dari jalan utama ke sungai sekitar 500 meter dengan medan yang sulit, lanjut Rifa, jembatan yang diminta warga akan segera diwujudkan secepatnya.
“Kami akan memperjuangkan semoga secepatnya jembatan bisa dibangun, target kita tahun depan jembatan sudah bisa dilalui,” lanjutnya.
Kepala Desa Gombolirang Muhammad Ridwan menyambut gembira dan berterimakasih kepada anggota dewan atas perhatian terhadap desanya.
“Terimakasih sudah mau membangun jembatan di desa kami. Akses terdekat untuk aktivitas masyarakat Dusun Sempu memang harus ke desa seberang. Jadi untuk jembatan memang perlu dibangun,” imbuh Ridwan.
Desa Gombolirang termasuk salah satu desa yang wilayahnya cukup luas, dengan 7 Dusun, salah satunya Dusun Sempu yang dihuni 40 Kepala keluarga (KK).
Diberitkan sebelumnya, kakak beradik berdomisili Dusun Sempu, Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, harus bersusah payah untuk menuju ke sekolah.
Untuk menimba ilmu di sekolah, mereka harus menyeberang sungai, melewati perbukitan serta jalanan yang terjal.
Kakak beradik ini masing-masing Sugihartono (13) kelas 6 MI dan Nurhalimah (8) yang masih kelas 3 MI. Keduanya anak dari Baijuri (54), yang kesehariannya hanya sebagai buruh serabutan.
