KEDIRI, FaktualNews.co – Kasus pelecehan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, yang dilakukan oknum dosen berinisial MA menjadi catatan merah bagi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kediri.
HMI menilai kejadian tersebut sebagai tindakan amoral. Pasalnya, kampus merupakan tempat untuk menuntun mahasiswa meraih masa depan yang cerah.
“Lembaga pendidikan semestinya menjadi tempat yang nyaman bagi mahasiswa untuk belajar meraih masa depannya,” ungkap Amirul Mukminin, fungsionaris HMI Kediri, Jumat (27/8/2021).
Menurutnya, kejadian tersebut tidak patut dilakukan seorang dosen yang diharapkan bisa memberikan ilmu, justru kini berubah menjadi sosok yang membuat trauma.
Amir menilai kejadian di IAIN Kediri harus menjadi pelajaran bagi semua kampus di Kediri untuk membenahi sistem pembelajaran. Sehingga, tidak ada lagi kejadian serupa di kampus lain.
“Semoga tidak ada lagi yang demikian ini, karena mencoret nama baik Kediri,” kata Amir.
Amir berharap kampus di Kediri dapat menjadi tempat belajar yang nyaman untuk mahasiswa yang menempuh ilmu.
“Saya berharap agar kejadian pelecehan mahasiswi oleh oknum dosennya, tidak terulang atau terjadi di kampus lainnya.”tutup Amir.
Seperti diketahui, jika seorang oknum dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, dilaporkan oleh seorang mahasiswi ke Rektorat. Dosen tersebut diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi dengan modus meminta korban datang ke rumahnya untuk bimbingan skripsi.Dugaan pelecehan seksual itu dibenarkan oleh pihak rektorat.
Dari pemanggilan tersebut, si dosen yang juga ketua salah satu program studi (Kaprodi) di IAIN Kediri itu, mengakui perbuatan yang dituduhkan pelapor. Ia lantas dicopot dari posisinya.
Sementara seorang mahasiswi yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual tersebut, kini tengah dalam perlindungan Pusat Gender dan Anak (PSGA) IAIN Kediri.