KEDIRI, FaktualNews.co – Belasan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri melakukan unjuk rasa di depan kantor rektor, menuntut oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada mahasiswinya dicopot, Jumat (27/8/2021).
Dalam aksinya mahasiswa juga membawa poster dan banner tuntutan. Seperti berantas kekerasan seksual di kampus, bimbingan skripsi non cabul, bersihkan segala bentuk kekerasan seksual di kampus.
Dalam orasinya mahasiswa menilai, jika pihak kampus terkesan melindungi oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya.
“Patut dipertanyakan kenapa pihak kampus menyelesaikan kasus ini secara sembunyi-sembunyi, ada apa di Kampus IAIN kediri ini,” Teriak salah-satu orator
Selain itu mahasiswa menilai jika ulah oknum dosen yang melecehkan mahasiswinya sangat tidak pantas dan patut dihukum yang berat.
“Seharusnya pelaku dipecat dan pantas dibawa keranah hukum. Pasalnya kampus yang notabene berbasis Islam, justru ada oknum yang melecehkan mahasiswinya,” kata koodinator aksi, Putri.
Aksi sempat memanas, ketika mahasiswa memaksa masuk menemui rektor. Mahasiswa terlibat adu-dorong dengan petugas keamanan kampus. Sehingga akhirnya perwakilan dibolehkan masuk menemui rektor.
Koordinator aksi, Putri mengatakan, sebenarnya ada banyak mahasiswi yang menjadi korban, namun rata-rata mereka takut untuk melapor. Karena ada tekanan, baik dari media sosial maupun dari lembaga internal kampus.
Pihaknya menyatakan akan terus mendampingi korban agar berani menyuarakan kebenaran. Karena saat ini ada korban yang trauma akibat ditekan lembaga internal.
“Dari catatan kami, ada 5 mahasiswi yang menjadi korban, namun baru satu yang diproses oleh pihak kampus,” tegas Putri.
Sebagai bentuk kekecewaan, mahasiswa juga membakar ban bekas di depan kantor rektor, karena rektor tidak kunjung turun menemui mahasiswa.
Sementara pihak kampus belum bisa dikonfirmasi. Saat awak media berusaha menemui rektor, pihak keamanan kampus mengatakan yang bersangkutan sedang sibuk dan tidak dapat diganggu.
“Mohon rektor jangan ditemui ya, karena saat ini sedang sibuk mengajar, dan beberapa sedang rapat,” kata seorang petugas keamanan kampus.
Kasus dugaan pelecehan seksual terbongkar setelah korban melapor ke Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Kediri. Oleh PSGA lalu dilaporkan ke rektor.
Dan setelah dilakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan, oknum dosen inisal MA yang melakukan pelecehan seksual dicopot dari jabatannya sebagai ketua salah satu program studi (kaprodi) di IAIN Kediri.(aji)