SURABAYA, FaktualNews.co – Salma, bocah berusia 8 tahun, yang duduk di kelas 2 SD, kini tinggal bersama tante dan neneknya di Jalan Dukuh Pakis Surabaya, setelah kedua orang tuanya meninggalkannya tanpa alasan pasti.
Salma tinggal dan diasuh tante dan neneknya yang kondisi ekonominya pas-pasan. Salma yang bersemangat tinggi untuk bersekolah membuat tante dan nenek Salma berupaya keras membiayainya.
Sampai saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya belum memberikan bantuan apapun ke keluarga mereka.
Sedangkan status keluarga Salma, tante dan neneknya belum masuk data MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah).
Cahyo Siswo Utomo, anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, yang mendapatkan informasi itu. Lantas mendatangi rumah nenek dan tante, Salma.
Kedatangan Cahyo sendiri, untuk mengetahui secara pasti kondisi mereka secara langsung. Setelah ia tiba di rumah yang sederhana itu, Cahyo mengungkapkan, bahwa mereka memang perlu perhatian dari pemkot surabaya.
“Saya sudah melihat secara langsung di rumah adek Salma, sampai saat ini keluarganya belum menerima bantuan dari pemkot surabaya,” kata Cahyo, saat mendatangi rumah Salma, Minggu (29/8/2021) siang.
“Salma, butuh peralatan sekolah seperti, tas, sepatu serta peralatan sekolah yang lainnya,” tambahnya.
Lebih jauh Cahyo menyebutkan, bahwa kedatangan dia kesini juga memberikan bantuan sembako untuk nenek dan tante Salma. “Saya juga memberikan sedikit bantuan sembako dan perlengkapan sekolah,” ujarnya.
Sementara itu Puji Astuti, tante Salma, menyebutkan, bahwa Salma sudah lama ditinggal oleh orang tuanya hingga Salma harus tinggal bersama dirinya dan juga nenek nya. Sementara itu penghasilan keluarganya juga pas-pasan.
Menanggapi hal tersebut, Politisi muda Fraksi PKS ini menyampaikan bahwa kondisi keluarga Salma seharusnya masuk kedalam MBR, sehingga Salma bisa mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya.
“Melihat kondisi Salma, seharusnya masuk dalam kategori MBR, sehingga Salma bisa memperoleh bantuan,” ucap dia.
Namun situasi yang terjadi justru sebaliknya, Salma belum mendapat bantuan apapun dari Pemkot, karena status keluarganya belum MBR. Hal ini dikarenakan Salma masih masuk ke dalam KK kedua orang tuanya sehingga sulit untuk masuk ke dalam MBR.
“Seharusnya RT/RW setempat bisa membantu proses pindah KK Salma, dari KK kedua orang tuanya ke KK tantenya, sehingga bisa diubah status nya ke MBR,” tegas dia.
Cahyo berharap penyelesaian berkala dan intensif perlu dilakukan oleh Pemkot Surabaya, perlu atensi yang lebih dari Pemkot. Sehingga kasus serupa tidak menimpa anak-anak Surabaya lainnya.
“Saya berharap jajaran Pemkot Surabaya bisa memperhatikan hal ini, mulai dari tingkat RT/RW kemudian Kelurahan dan juga Kecamatan. Sebagai bagian tanggung jawab dan wujud kehadiran Pemkot bagi warga Surabaya,” harapnya.