Krisis Air Bersih, Warga Desa Jatisari Situbondo Jalan Kaki 3 Kilometer ke Tandon
SITUBONDO, FaktualNews.co – Ratusan Kepala Keluarga (KK) Warga Dusun Bandusa, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo mulai merasakan krisis air bersih di musim kemarau tahun 2021 ini.
Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari, ratusan KK warga terpencil ini harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer menuju tempat tandon, yang jaraknya jauh dari permukiman warga.
Selain itu, sebagian warga juga mengambil air bersih, dengan menggunakan sepeda motor ke lokasi tandon. Meski demikian, puluhan warga juga rela antre untuk mendapatkan air bersih tersebut.
“Selain berjalan kaki sejauh tiga kilometer dan antre di tempat tandon air, saya juga harus membayar Rp 1000 untuk satu pikul air bersih,” ujar Ningsih (38) warga Dusun Bandusa, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Minggu (29/8/2021).
Menurutnya, sejak pandemi Covid-19, penghasilan suaminya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya setiap hari. Bahkan, penghasilan suami tidak menentu.
“Penghasilan suami saya sehari sekarang Rp 25 ribu, itupun kalau ada yang nyuruh kerja. Uang tersebut juga digunakan untuk membeli kebutuhan air bersih,” ujarnya.
Ningsih mengatakan, jika dirinya tidak punya uang untuk membeli air, maka dirinya terpaksa harus mengutang air dulu. Baru setelah dirinya punya uang untuk membayar air tersebut.
“Air yang saya beli digunakan untuk mandi, masak, minum, mencuci pakaian dan buat minum ternak sapi,” kata Ningsih.
Ningsih menegaskan, karena krisis air bersih mulai dirasakan oleh ratusan KK warga Bendusa, pihaknya berharap ada droping bantuan air bersih dari Pemkab Situbondo.
“Krisis air bersih ditengah pandemi Covid-19 sangat dirasakan. Bahkan, dalam satu hari saya dan keluarga hanya satu kali mandi,” kata Ningsih.
Kepala BPBD Kabupaten Situbondo Zainul Arifin mengatakan, meski sebagian warga mulai krisis bersih, pihaknya belum menerima surat permintaan air bersih tersebut dari pihak kecamatan.
Namun demikian, pihaknya akan melakukan survei ke lapangan untuk menentukan titik droping bantuan air bersih tersebut.
“Kita akan jemput bola dan survei untuk menentukan titik distribusi, walaupun belum ada surat pengajuan dari pihak kecamatan setempat,” kata Zainul Arifin.