MOJOKERTO, FaktualNews.co – Destinasi wisata di desa-desa Kabupaten Mojokerto, terus menggeliat. Potensi unggulan masing-masing desa mulai ditonjolkan.
Seperti halnya di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Desa ini masuk dalam 50 desa wisata terbaik dalam anugerah desa wisata Indonesia 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Di desa tersebut, terdapat rumah-rumah yang beridiri dengan desain nuansa zaman Majapahit dan dikelilingi destinasi wisata sejarah peninggalan masa kejayaan kerajaan Majapahit.
Misalnya, salah satu warga Dusun Kedung Wulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Sukiman, berhasil menyulap rumah kuno menjadi destinasi rumah wisata Majapahit. Kini, rumahnya kerap kali menjadi tempat jujukan para perlancong lokal maupun mancanegara.
Para pelancong itu ingin mengetahui lebih mendalam tentang rumah asli Majapahit, mulai dari suasana, arsitektur, ornamen, hingga benda-bendanya. Bahkan, tak jarang juga ada yang menginap.
Di rumah tersebut, Sukiman menyuguhkan ornamen-ornamen dan barang-barang khas Majapahit. Sehingga membuat suasana kuno pun begitu kuat ketika berada di dalammnya.
Rumah ini juga sering dijadikan tempat foto preeweding yang akan melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa.
Sukiman menyediakan tiga kamar, untuk bisa menginap di rumah wisata Majapahit, Anda tidak perlu mengelurkan biaya terlalu mahal. Hanya cukup merogoh kocek Rp 100 ribu per orang dengan fasilitas satu kali makan. Sedangkan untuk biaya spot foto ditarif Rp 250 per dua jam.
Dia menyulap rumah tua yang ia beli pada tahun 2015 menjadi destinasi wisata dengan menyuguhkan ornamen dan arsitektur khas Majapahit.
Sukiman bercerita, mulanya dia adalah orang yang mempunyai hobi mengumpulkan barang-barang antik, khususnya bermotif Jawa kuno. Seperti lampu, kursi, dan meja. Dia berburu barang-barang tersebut dari desa ke desa yang ada di Jawa Timur.
Tak terasa, barang yang dia kumpulkan tertumpuk dan memenuhi rumahnya. Hingga akhirnya pria berprofesi sebagai pemahat batu itu berinisiatif membeli rumah lagi.
“Saya cari rumah, rumah tua yang ada di sekitar sini (kampungnya). Ceritanya waktu itu rumahnya mau di belah sama pemiliknya, tapi kemudian saya beli dan saya pindahkan barang-barang antik saya kesini,” katanya pada FaktualNews.co, Sabtu (4/8/2021).
Setelah dilakukan renovasi dan penataan, mulanya dia ingin menjadikan rumah tersebut sebagai sanggar pahat patung. Namun, dia tidak menyangka banyak yang datang menjadikan rumahnya latar belakang foto.
“Karena banyak yang tertarik dan ingin foto, akhirnya saya buka untuk umum. Saya sediakan spot-spot foto bergaya Jawa,” jelas Sukiman.
Menurutnya, selama ini sudah banyak wisatawan menginap di rumahnya itu. Ada dari Bali dan turis luar negeri juga ada. Kebanyakan dari mereka itu keliling-keling situs sejarah di Trowulan kemudian diarahkan tidur di sini,” tukasnya.
Sukirman juga tak menyangka, apa yang dia buat dilirik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk dijadikan tempat wisata edukasi budaya Majapahit.
“Saya tidak bisa berdiri sendiri, saya juga berkerjasama dengan Pemerintah Desa dan telah mendapat arahan dari Pemerintah Provinsi untu menjadi wisata edukasi budaya Majapahit,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, jika ada wisatawan berkunjung dia juga menunjukkan pahatan patung dan kerajinan kuningan karya asli putra Desa Bejijong.
“Intinya wisatawan tidak hanya sekedar berfoto saja, tapi juga bisa belajar tentang budaya-budaya dan karya seni khas Majapahit,” pungkasnya.