FaktualNews.co

Semeru Mengalami 60 Kali Letusan dalam 24 Jam Terakhir, Warga Diimbau Tak Mendekat

Lingkungan Hidup     Dibaca : 572 kali Penulis:
Semeru Mengalami 60 Kali Letusan dalam 24 Jam Terakhir, Warga Diimbau Tak Mendekat
FaktualNews.co/ Istimewa
tangkapan layar pengamatan gunung semeru.

LUMAJANG, FaktualNews.co – Gunung Semeru dalam kurun 24 jam terakhir terpantau oleh petugas pengamatan Gunungapi Gunung Semeru di Gunung Sawur telah terjadi 60 kali letusan dengan amplitudo 10-22 mm, durasi 55-155 detik.

Hembusan terjadi 11 kali dengan amplitudo 2-8 mm dan durasi 18-90 detik.

Hal tersebut disampaikan petugas Pos Pengamatan Gunungapi Semeru di Gunung Sawur Liswanto, Sabtu (4/9/2021).

Berdasar hasil pemantauan tersebut Liswanto meminta agar masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

“Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru,” ujar Liswanto.

Menurutnya, hasil pengamatan tremor harmonik terjadi 1 kali, amplitudo 11 mm, durasi 100 detik dan tektonik jauh terjadi 1 kali, amplitudo 12 mm, S-P 18 detik, durasi 50 detik.

“Pengamatan meteorologi diperoleh laporan cuaca cerah. Angin bertiup lemah ke arah barat daya, suhu udara 20-29 °C. Pengamatan visual Gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Letusan, hembusan asap secara visual tidak teramati karena gunung kebanyakan tertutup kabut,” papar Liswanto.

Meskipun gunung berketinggian 3676 mdpl dalam level ll waspada disimpulkan dan merekomendasi tidak beraktivitas radius 1 kilometer dari puncak kawah, selain itu 5 kilometer ke arah bukaan bagian tenggara selatan.

“Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” ucap Liswanto.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh