JEMBER, FaktualNews.co – Pihak SPDN (Stasiun Pengisian BBM Khusus Nelayan) di TPI Puger tidak menampik adanya kelangkaan BBM jenis solar bagi nelayan di Kecamatan Puger, Jember, dalam sebulan terakhir ini.
Petugas Operator SPDN Puger, Faitoni, menyatakan, langkanya BBM jenis solar karena kondisi keterbatasan stok. Pengiriman per hari 16 ribu liter, tidak cukup memenuhi kebutuhan para nelayan.
“Memang benar solar bagi nelayan itu sulit. Karena SPDN dalam satu bulan ada kuotanya. Pengiriman itu 16 ribu liter. Pengiriman awal bulan bisa tiap hari,” kata Faitoni dikonfirmasi di sela dirinya mengatur jerigen untuk solar yang dibutuhkan nelayan, Minggu (5/9/2021) sore.
Faitoni menjelaskan, SPDN di TPI Puger mendapat stok BBM jenis solar selama sebulan 200 ribu liter.
“Tapi itu kan dibagi, per hari 16 ribu liter. Stok kita (200 ribu liter sebulan), bisa cukup untuk 14-15 harian,” katanya.
Terkait harga, lanjut Faitoni, sesuai standar, per liter Rp 5.150.
Ditanya alasan apakah lebih mengutamakan melayani tengkulak daripada nelayan yang lebih membutuhkan, dia membantah. “Tidak benar untuk pembelian ke tengkulak (pengecer). Kita prioritaskan nelayan,” katanya.
Menurut Faitoni, pilihan nelayan membeli dari tengkulak karena nelayan enggan mengantre, dan ada fasilitas pembelian dengan membayar belakangan.
“Nelayan juga punya banyak tanggungan ke tengkulak. Memang mereka beli ke tengkulak. Tapi kita tidak jual ke tengkulak saja, kita memang ngasih ke tengkulak dan menjualnya ke nelayan,” katanya.
Namun demikian, lanjutnya, tidak semua nelayan membeli dari tengkulak.
“Tapi nelayan yang tidak punya tanggungan ke tengkulak, belinya langsung ke saya (SPDN). Bahkan jatah tengkulak kita juga bagi rata kok, sama dengan nelayan. Misal punya banyak nelayan, tidak kita kasih lebih dari 300 liter, bisa 200 an. Apalagi sekarang solar susah,” tandasnya.