FaktualNews.co

Penyebat Takut Suara Keras dan Cara Mengatasinya

Gaya Hidup     Dibaca : 1110 kali Penulis:
Penyebat Takut Suara Keras dan Cara Mengatasinya
FaktualNews.co/ Istimewa
Ilustrasi takut suara keras

SURABAYA, FaktualNews.co – Pernahkah Anda menyaksikan seseorang, biasanya anak-anak, yang takut bahkan ketakutan pada suara keras yang mendadak? Misalnya, petasan, kembang api atau petir.

Menurut dokter Farahdissa, takut suara keras juga dapat terjadi pada orang dewasa. Bahkan, ada beberapa orang yang merasa ketakutan hingga tidak dapat aktivitas seperti biasa.

“Takut suara keras dapat dikategorikan sebagai fobia ketika menimbulkan keringat dingin, jantung berdebar, tidak fokus aktivitas, serta cemas,” jelas Farahdissa saat menjawab pertanyaan salah satu netizen di forum SehatQ.

Menurut Farahdissa, takut suara keras bisa disebabkan oleh banyak kemungkinan, di antaranya:

• Trauma masa kecil yang berhubungan dengan suara.

• Terlalu sensitif dengan suara yang menimbulkan kondisi hiperakusis.

• Peristiwa yang tidak menyenangkan seperti pernah mengalami peristiwa gempa bumi atau terkait ledakan.

• Penderita autisme.

• Faktor keturunan dengan gejala yang serupa.

“Seorang anak yang selalu takut dengan suara keras bisa saja karena sebelumnya mengalami trauma atau peristiwa yang membekas di pikiran,” jelas Farahdissa.

Namun, menurutnya, kondisi tersebut bisa jadi karena ada kondisi hiperakusis atau sensitif terhadap suara di telinga.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, terutama pada anak-anak, Farahdissa menyarakan sejumlah cara langkah sebagai berikut:

1. Usahakan tidak ada faktor pemicu seperti misalnya bermain petasan atau kembang api.

2. Perlahan tanyakan pada anak apa yang membuat takut suara keras.

3. Berikan penjelasan jika suara keras tidak akan menyakit anak sehingga anak dapat merasa aman dan nyaman.

4. Alihkan perhatian anak saat ada suara keras dengan aktivitas lain sehingga anak tidak fokus dengan suara

tersebut.

Namun demikian, lanjut Farahdissa, bila dengan cara ini anak tetap takut, tidak ada salahnya segera berkonsultasi dengan psikolog.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh
Sumber
SehatQ
Tags