FaktualNews.co

Raih Emas Paralimpide Tokyo 2020, Atlet Bulutangkis Asal Mojokerto Bikin Keluarga Terharu 

Nasional     Dibaca : 1338 kali Penulis:
Raih Emas Paralimpide Tokyo 2020, Atlet Bulutangkis Asal Mojokerto Bikin Keluarga Terharu 
FaktualNews.co/Lutfi.
Keluarga Khalimatus Sa'diyah menujukkan foto saat bersama Presiden Jokowi Widodo. 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Khalimatus Sa’diyah, salah satu atlet muda Indonesia asal Mojokerto berhasil meraih medali emas pada  Paralimpiade Tokyo 2020 asal di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis nomor ganda putri.

Khalimatus Sa’diyah yang bermain di nomor ganda putri SL3 – SU5 berpasangan dengan Leani Ratri Oktila, berhasil mengalahkan pasangan China, Cheng Hefang dan Ma Huihui, di partai final, Sabtu (4/9/2021) lalu.

Mereka mengalahkan pasangan China itu dua gim langsung dengan skor 21-18, 21-12.

Kemenangan ini juga merupakan hasil penantian panjang selama 41 tahun, Indonesia kembali berhasil menyabet medali emas di Paralimpiade.

Dari kemenangan Khalimatus Sa’diyah, gadis kelahiran 1999 asal Dusun Kecubuk, Desa Banjartanggul, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto disambut rasa bangga dan tangis haru keluarganya usai menyaksikan pertandingan siarang langsung.

Ibu kandung gadis yang kerap di sapa Alim itu, Maslukha menuturkan, sebelum bertanding Alim meminta doa kepada dirinya melalui sambungan telephon. Sebagian anggota keluarga besar bersama-sama menyaksikan di kediamannya.

“Alhamdulillah semua keluarga senang dan terharu dan bangga. Alim sempat menelpon memberitahu kabarnya sehat dan akan bertanding, meminta doa agar menang,” katanya saat ditemui di kediamannya, Minggu (5/8/2021).

Menurutnya, Alim sudah menekuni olahraga bulutangkis sejak di duduk bangku kelas V Madrasah Ibtida’iyah (MI) atau setara Sekolah Dasar. Saat itu, ia bergabung dengan sekolah olahraga Bendo Sport Mojosari, Mojokerto.

Pada suatu ketika, kata Maslukhah, ada seseorang dari Dispora Surabaya mencari atlet bulutangkis penyandang disabilitas.

“Terus dia (Alim) diajak ke Jakarta, ketemu dengan orang Pelatnas (Pemusatan Pelatihan Nasional). Disana dia di interview, setelah dua bulan mendapat panggilan dari Pelatnas,” jelasnya.

Menurutnya, anak ketiganya itu mulai masuk pemusatan pelatihan nasioanal (Pelatnas) atlet bulutangkis pada tahun 2013 di Solo, Jawa Tengah. Sejak itulah Alim jarang berada di kediamannaya.

“Masuk Pelatnas 2013 akhir, akhirnya jarang di rumah. Waktu itu dia masih kecil, saya kalau mengatarkan ke solo selalu menangis terus. Alhamudulillah sekarang sudah besar berangkat sendiri, “ujar Maslukhah.

 

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin