MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sejak ditemukannya situs Kumitir di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto pada awal 2019 lalu. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB Jatim) mulai melanjutkan ekskavasi tahap ke empat di tahun ketiga.
Situs ini diduga kuat merupakan istana kerajaan Bhre Wengker. Dimana Bhre Wengker adalah seorang menantu pendiri kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.
Bhre Wengker menikah dengan Bhre Daha. Nama lain Bhre Dhaha adalah Dewi Maharajasa, adik dari Tribhuwana Tunggadewi.
Koordintaor lapangan sekaligus Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, ekskavasi bulan September 2021 ini tim akan fokus menampakkan sekaligus menyempurnakan jalur sisi barat dari sudut benteng dan dugaan adanya gerbang istana di sisi barat.
“Keluasan area yang akan kami ekskavasi mencapai 1200 meter persegi,” katanya, Senin (6/9/2021).
Wicaksono menjelaskan, berdasarkan hasil ekskavasi tahun 2019-2020, pihaknya telah mendapatkan hipotesis terkait dengan peta keletakan dan pesebaran area situs Kumitir.
Di sisi barat, ditemukan dinding sepanjang 312 meter dan 203 meter yang mengindikasikan runtuhan gerbang.
“Posisinya garis lurus dengan bangunan utama, baik yang ada di timur ataupun area makam (tengah), sektor a, b, dan c,” jelasnya.
Dari hasil hipotesis sementara, ia memperikarakan bangunan yang diduga kuat istana Bhre Wengker ini menghadap ke arah barat.
“Kalau dilihat dari dugaan adanya gerbang pintu masuk kemungkinan bangunan menghadap ke arah barat,” tandas Wicaksono.
Karena masih dalam situasi pandemi Covid-19 dan adanya kebijakan aturan Pemberlakuan Pembatasa Kegiatan Masyarakat (PPKM), tidak banyak penggali ekskavasi yang dipekerjakan. Dibatasi hanya sebanyak 50 pekerja dari jumlah yang sebelumnya sebanyak 85 pekerja.
” Sebanyak 25 dari BPCB dan 25 dari masyarakat sekitar. Prosesnya tertutup untuk umum dan semua bekerja harus sudah divaksin. Itu rekomendasi dari Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto,” ujar Wicaksono.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Cagar Budaya dan Sejarah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Dwi Supranto menyampaikan, dalam proses ekskavasi bulan September 2021 ini menggelontorkan anggaran sebanyak Rp 800 juta.
“Anggaran terserap di tenaga kerja, penyewaan lahan, dan kompenen-komponen lain yang terkait dengan ekskavasi,” paparnya.
Setelah proses ekskavasi keseluruhan situs Kumitir selasai, pihaknya menargetkan akan membuka destinasi wisata berbasis cagar budaya sejarah.
Hal tersebut juga bagian dari upaya Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto untuk mengembangankan potensi destinasi wisata baru.
“Untuk tahun ini kami hanya punya target di situs Kumitir, yang lainnya akan kami evaluasi dan akan kami petakan potensinya. Jika ada yang membutuhkan skala prioritas maka akan menjadi pertimbangan,” terang Dwi.
Selain itu, terkait dengan lahan warga yang menjadi lokasi ekskavasi situs Kumitir masih berstatus sewa. Karena tim ingin berupaya membuktikan terlebih duhulu yang dikatakan bahwa situs Kumitir adalah ibu kota kerajaan Majapahit.
“Membuktikan itu kan perlu diekskavasi dulu. Setelah ada tindak lanjut, kalau kira-kira ini nanti mempunyai potensi dikembangkan dan dimanfaatkan, baru kami akan berkoordinasi dengan pusat untuk pembebasan lahannya,” pungkasnya.