FaktualNews.co

Area Miss V Kering dan Bersisik? Ini Penyebab dan Solusinya

Gaya Hidup     Dibaca : 2570 kali Penulis:
Area Miss V Kering dan Bersisik? Ini Penyebab dan Solusinya
FaktualNews.co/ Istimewa
Ilustrasi.

SURABAYA, FaktualNews.co – Orang dapat memiliki kulit kering di mana saja di bagian tubuhnya, termasuk area kewanitaan.

Wanita yang mengalami kulit kering di area kulit kemaluan mungkin merasa gatal atau terlihat memerah dan kusam.

Agar tetap lembut, kenyal, dan elastis, kulit membutuhkan air dan minyak yang dibuat secara alami oleh tubuh. Tentu, perawatan yang tepat akan tergantung pada penyebab masalahnya.

1. Memiliki jenis kulit kering

Medical News Today melansir, kulit kering bisa menyebabkan gejala seperti bercak kulit gatal atau bersisik, kulit terkelupas dengan tekstur kasar, kulit terasa panas atau terbakar, kulit mengelupas dan gatal-gatal.

Beberapa orang lebih berisiko mengalami kulit kering dibanding dengan yang lain. Mereka di antaranya adalah orang yang berusia di atas 40 tahun, orang dengan kulit cokelat, hitam, atau putih bukan berkulit sedang.

Hal yang sama juga berpotensi terjadi pada orang dengan diagnosis diabetes, mengidap penyakit tiroid, HIV, penyakit ginjal, orang yang tinggal di iklim dingin dan orang yang merokok.

Untuk mengatasinya, perlu minum banyak air dan melembabkan area kemaluan secara teratur.

Sementara agar dapat meningkatkan asupan vitamin tertentu untuk membantu menyingkirkan kulit kering, bisa dilakukan dengan mengonsumsi vitamin D, vitamin A, niasin, zat seng dan besi.

2. Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi kulit yang terjadi dalam jangka panjang dan dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun, termasuk daerah kemaluan.

Kondisi ini cukup umum terjadi. Menurut studi yang dipublikasikan National Library of Medicine, Amerika Serikat, sekitar 63 persen pasien psoriasis akan memiliki kulit kering pada organ intimnya.

Untuk mengatasinya, dokter akan memberikan krim atau lotion yang dapat melembapkan kulit dan mengurangi rasa gatal. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat oral.

3. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah peradangan pada kulit akibat paparan zat atau bahan-bahan tertentu. Bahan atau zat ini dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit.

Dermatitis kontak bisa menyebabkan ruam kering dan gatal pada vagina. Dokter mungkin merekomendasikan krim dan salep, contohnya krim steroid untuk mengobati dermatitis kontak.

Agar terhindar dari keluhan kulit vagina kering, gunakan sabun berbahan ringan dan hindari menggosok area tersebut dengan kasar.

4. Iritasi

Baian intim kewanitaan merupakan salah satu area tubuh yang sangat sensitif dan mudah iritasi. Pasalnya, area itu lembap dan mudah berkeringat.

Biasanya iritasi kulit bibir luar vagina disebabkan penggunaan sabun mandi, sabun vagina, dan berbagai bahan iritan lainnya. Jika dibiarkan, kulit bibir laur vagina akan terus mengering bahkan bisa terluka.

Umumnya iritasi akan hilang dengan sendirinya ketika vagina sudah tidak terpapar zat pemicu iritasi. Tapi, jika iritasi terus berlanjut, jangan tunda pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan tepat.

5. Infeksi vagina

Infeksi pada vagina bisa disebabkan bakteri maupun jamur. Infeksi ini nantinya akan menyebabkan gatal hebat dan kulit vagina kering.

Dalam kasus parah, infeksi vagina juga bisa menyebabkan bau tidak sedap hingga keputihan yang tidak normal. Biasanya dokter akan mengobati infeksi vagina sesuai penyebabnya.

6. Infeksi menular seksual

Infeksi menular seksual (IMS) juga dapat menyebabkan kulit kering dan bersisik di daerah kemaluan.

Salah satu contohnya adalah kudis, suatu kondisi kulit gatal yang terjadi karena tungau yang masuk ke lapisan luar kulit. Contoh lain adalah kutu kemaluan, yaitu serangga kecil yang hidup pada manusia dan bertahan hidup dengan memakan darah.

Jika seseorang memperhatikan kulit kering dan luka, itu bisa menjadi tanda herpes genital atau kutil kelamin.

Perawatan yang tepat akan tergantung pada jenis infeksi. Dokter akan melakukan tes untuk mengetahui tipe yang dimiliki seseorang. Mereka kemudian akan meresepkan obat antibakteri atau antivirus.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh
Sumber
Medical News Today
Tags