Kesehatan

Covid-19 di Ngawi Melandai, Kadinkes : Jangan Terlena, September-Oktober Bisa Melonjak Lagi

NGAWI, Faktualnews.co – Kendati Kabupaten Ngawi turun ke level 3 pada statusnya di PPKM yang berkelanjutan, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat tetap mengingatkan masyarakat jangan sampai terlena dengan keadaan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi dr Yudono mengatakan September ini masyarakat Ngawi harus tetap menjaga kesehatan dan kondisi tubuh dan yang utama tetap mematuhi protokol kesehatan dalam setiap aktivitas di luar rumah.

Hal tersebut menurut orang nomor satu di kantor Dinas kesehatan Ngawi, di bulan ini bisa saja terjadi lonjakan pasien Covid 19.

Alasannya untuk herd immunity dikabupaten Ngawi capaiannya baru 33 persen. Selain itu yang perlu diwaspadai terjadinya pergantian musim (pancaroba) yang diprediksi pada bulan September dan Oktober.

“Bisa saja terjadi lonjakan pasien yang terpapar Covid 19. Salah satunya di bulan ini terjadi pergantian musim dimana ketahanan tubuh sangat penting,” jelas dr Yudono Kadinkes Ngawi, Jumat (10/9/2021).

Memang dari data sebaran Covid 19 untuk wilayah Ngawi mengalami penurunan dan cenderung melandai. Namun hal tersebut bukan jaminan tidak akan terjadi lonjakan penyebaran Covid 19.

Dan masyarakat untuk saat ini menunjukkan tanda-tanda kejenuhan semenjak adanya pandemi serta diberlakukannya PPKM. Sehingga berharap secepatnya dapat hidup normal dalam beraktifitas.

“Jadi saat ini masyarakat sudah mulai abai tentang protokol kesehatan. Hal ini juga yang akan menjadi penyebab lonjakan pasien Covid 19,” terangnya.

Selain itu warga yang mengalami sakit masih enggan untuk melakukan pengecekan atau pemeriksaan ditenaga medis. Alasan mereka takut akan dipositifkan.

Sehingga peran penting telah dilakukan oleh jajaran TNI Polri yang bertugas diwilayah pedesaan. Itupun menurut Kadinkes masih belum maksimal dalam pendeteksian sebaran Covid 19.

“Kita juga tahu bagaimana sulitnya menyampaikan pengertian dimasyarakat untuk memeriksakan kondisi kesehatan atau yang mengalami sakit,” urainya.

Padahal untuk testing tersebut demi kepentingan warga sendiri. Yang tentunya sebagai deteksi dini terkait sebaran Covid 19 didaerah.

“Seperti yang menjalani isoman untuk pindah ke isoter harus dengan paksaan dan melibatkan TNI Polri,” pungkasnya.