NGANJUK, FaktualNews.co – Tanaman jagung yang hampir dipanen milik seorang petani di Desa Tanjung, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk tiba-tiba hilang.
Jagung yang ditanam di ladang seluas 50 RU (satu Ru setara 14 meter persegi, Red) telah hilang yang seluas sekitar 47 RU, dan tersisa 3 RU.
Kini petani tersebut rugi jutaan rupiah dan hanya bisa pasrah. Petani itu bernama Riyadi (48), yang juga Perangkat Desa di Desa Tanjung.
Sayangnya, puluhan jagung yang hilang itu tidak diketahui langsung. Saat itu, Riyadi sedang berada di luar kota. Dia baru mengetahui jagung hilang setelah mendapat telefon dari tetangga rumah.
“Hilangnya pada hari Selasa kemarin. Itu saya di luar kota, anak saya sakit dan dirawat di rumah sakit,” ujar Riyadi kepada FaktualNews.co, Jumat (10/09/2021).
Setelah mendapat kabar itu, lantas dia tidak langsung pulang. Karena ada keperluan anaknya itu diluar kota. Ia mengira jagung yang sudah berusia sekitar 90-95 hari itu hilang, saat ia sedang di luar kota.
Usai mendapatkan informasi hilangnya jagung, lantas tidak langsung meligat. Sejak pulang, ia sama sekali belum menjenguk sisa jagung di ladangnya.
“Saya diberitahu tetangga hari rabu pagi, jagung saya hilang. Saya baru pulang hari kamis sore kemarin, baru bisa melihat jagung ya hari Jumat ini,” kata Riyadi sambil memegangi sisa jagung di ladang.
Saat datang ke ladang jagung miliknya seluas 50 RU itu, total tanaman jagung yang hilang itu ada sekitar 48 RU. Apabila dipanen, ia mengira totalnya tinggal ada setengah kuintal atau tinggal beberapa kilogram.
Padahal untuk saat ini, harga jual beli jagung terbilang baik, yakni Rp 5500 per kilogram. Apabila jadi dipanen, ia bisa mendapatkan keuntungan sekitar 2 Juta Rupiah. Karena sebagian jagungnya hilang, ia mengalami banyak kerugian.
Kerugian terhitung dari harga benih jagung, pupuk dan tenaga kerja selama 90-95 hari. Sementara labanya selama ini, ia menyebut, setiap 3 bulan itu ada 500-700 Ribu Rupiah. Akibat hilangnya jagung itu, total kerugiannya senilai 2 Juta Rupiah.
Terkait kejadian ini, ia sebut, baru pertama kali ini terjadi. Setiap tahun, belum pernah terjadi. Ia pasrah, karena juga tidak tahu siapa yang mengambil. Kemudian ia juga pasrah, karena jagung yang siap panen itu sudah hilang.
“Saya tidak tahu sama sekali hilangnya. Sehingga saya tidak lapor, ya ini pasrahlah sama Allah”ungkapnya.
Karena merugi, dalam guraunya, sisa jagung itu tidak akan dijual ataupun dibuang. Jagung akan dititipkan ke tetangga dan diberikan ke keluarganya.
Namun, ia berharap, warga yang mempunyai tanaman yang siap dipanen, untuk sering dilihat kondisi tanamanya. Sebab, tidak ada penjagaan. Sehingga, kejadian serupa tidak terjadi lagi ke ladang warga lain.