FaktualNews.co

Diguyur Hujan, Tembakau di Bondowoso Rusak Petani Terancam Merugi

Pertanian     Dibaca : 493 kali Penulis:
Diguyur Hujan, Tembakau di Bondowoso Rusak Petani Terancam Merugi
FaktualNews.co/Deni Ahmad Wijaya//
Tembakau rajangan milik petani di Desa Grujugan Lor, Kecamatan Jambesari, rusak akibat terguyur hujan, Senin (13/9/2021).

BONDOWOSO, FaktualNews.co – Wilayah di Kabupaten Bondowoso terguyur hujan sejak Sabtu (11/9/2021). Masuknya musim penghujan itu berdampak pada pertanian tembakau setempat. Kualitas tembakau petani rusak.

Mukhlis, seorang petani asal Desa Grujugan Lor, Kecamatan Jambesari, Darusolah mengatakan, tembakau rusak akibat tidak mendapatkan sinar matahari maksimal.

“Rusak karena gak dapat panas (sinar matahari) mas. Mendung terus setiap hari,” kata Mukhlis, Senin (13/9/2021).

Siang itu, ia masih berada di lokasi penjemuran, namun mendung sudah mengintainya.

“Ini sudah mendung lagi. Persiapan mau angkat. Gak tahu bisa laku berapa ini tembakaunya,” keluhnya.

Menurutnya, harga jual tembakau saat ini sudah cukup tinggi, yakni kisaran Rp 30 ribu – Rp 32 ribu per kilogram.

“Tapi kalau rusak begini, mungkin harganya turun jadi Rp 18 ribu – Rp 20 ribu per kilogram,” ucapnya.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Bondowoso, Muhammad Yasid menjelaskan, turunnya musim hujan di pertengahan September ini cukup mengejutkan petani.

“Biasanya September – Oktober ini puncak kemarau dan kualitas tembakau sedang bagus-bagusnya, tapi gak tahunya sudah mulai turun hujan,” terang Yasid.

Ia mengakui, masuknya musim penghujan di saat masa panen membuat kualitas tembakau turun.

“Pasti kualitas turun. Bisa jadi harga anjlok Rp 14 ribu – Rp 15 ribu per kilogram,” tuturnya.

Namun, Yasid menambahkan, kondisi di Bondowoso masih beruntung dibandingkan daerah lain di Jawa Timur.

“Di Probolinggo itu malah lahan tembakaunya terendam banjir. Itu karena tanahnya landai dan minim drainase. Sedangkan topografi di Bondowoso lebih miring jadi tidak sampai ada genangan,” papar Sekretaris APTI Jawa Timur tersebut.

Dengan kondisi ini, Yasid memastikan petani bakal merugi. Sebab, biaya produksi yang dikeluarkan petani kisaran Rp 27 ribu per kilogram.

“Semoga saja masih banyak petani yang bisa memproduksi tembakau bagus dan harga jual di atas biaya produksi,” harapnya. (Deni).

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin