BLITAR, FaktualNews.co – Masa pandemi dan pemberlakuan PPKM, ternyata tidak berpengaruh bagi pembudidaya ikan Koi di Desa Ngadengan, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar.
Salah satu pembudidaya ikan koi Edy Susilo Warga Angandengan Selopuro mengatakan, selama pandemi, pesanan justru banyak berdatangan dari luar Blitar.
Jika sebelumnya pesanan hanya permintaan dari lokal saja, seperti Malang dan Surabaya, di masa pandemi ini pesanan banyak datang dari Jakarta, kalimantan hingga Sulawesi.
“Pesanan banyak, saya sampai kwalahan karena banyak yang pesan dari luar pulau jawa,” kata Edy, Senin (13/9/2021).
Edy menambahkan, jika di hitung secara rinci, dalam sebulan sebelum pandemi ia mendapatkan keuntungan sekitar dua sampai tiga juta, selama pandemi naik hingga tujuh sampai sepuluh juta rupiah.
“Jadi untuk harga, tergantung dengan ukuranya dan jenis ikan koi tersebut. Pasalnya setiap pemesan berbeda-beda. ada yang senang dengan warna atau jenis ikan tersebut, seperti kohaku, soa, sanke, tumondan dari berbagai jenis tersebut yang paling banyak keluar yaitu kohaku dan soa,” ujarnya.
Selain jenis dan warna, ukuran juga membuat harga berbeda. Namun, untuk harga borongan biasanya jika masih sekitar ukuran 10 sampai 15 centimeter, harga mencapai 3,5 juta rupiah untuk 250 hingga 300 ekor ikan koi.
“Kalau saat ini yang banyak keluar ukuran 20 sampai 30 cm. Untuk harga kami patok 150 ribu dan bisa memilih ikan sendiri,” ungkapnya.
Sementara, dengan bagusnya harga ikan koi tersebut, para peternak ikan koi mengeluh dengan cuaca buruk. Karena banyak ikan yang mati akibat cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.