BONDOWOSO, FaktualNews.co – Bondowoso Rail and Train Museum kerap tutup sejak pandemi 2020 lalu. Seiring landainya wabah Covid-19 di Bondowoso, museum tersebut kembali dibuka sejak Selasa (14/9/2021).
Kepala Bondowoso Rail and Train Museum, Mohammad Rasap Widodo menyampaikan, dibukanya kembali museum bagi kalangan umum seiring sudah diterbitkannya Surat Edaran (SE) Bupati nomor 432 tentang PPKM level 2 di Bondowoso.
“Pada Senin (13/9/2021), kami melakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan ke seluruh sudut ruangan museum. Dan hari ini, museum kembali bisa dibuka untuk umum,” ungkap Rasap.
Namun, pengunjung yang datang pun dibatasi. Jika sebelum pandemi pihaknya bisa menerima lebih dari 50 orang sekeligus, saat ini dibatasi maksimal 15 orang saja per hari.
“Protokol kesehatan juga diterapkan. Sebelum masuk, pengunjung wajib cuci tangan, pakai hand sanitizer, dicek suhu tubuh dengan Thermo gun dan menjaga jarak,” beber pria asal Jombang ini.
Di museum tersebut, ada sekitar 160 koleksi kereta api, berikut sejarah yang melatarbelakanginya, khususnya histori kelam gerbong maut di stasiun Bondowoso pada masa penjajahan silam.
“Ada 4 museum kereta api di Indonesia. Sawahlunto di Padang, Ambarawa dan Lawang Sewu di Semarang dan di Bondowoso. Khusus museum Bondowoso gratis,” papar Rasap.
Berdasar data, museum KA Bondowoso buka hanya 3 bulan pada 2020 yakni Januari – Maret dengan total kunjungan 1.174 orang.
“Sedangkan tahun 2021 buka Januari – Juni dengan pembatasan dan jumlah kunjungan total 794. Lalu Juli – Agustus tutup, dan pertengahan September ini buka lagi,” ucapnya.
Museum KA Bondowoso dibuka pukul 09.00 WIB -16.00 WIB pada hari Senin – Kamis. Sedangkan Jumat buka 09.00 – 15.00 WIB.
“Khusus Sabtu dan Minggu libur,” sebutnya.
Seorang pengunjung museum, Handika merasa senang dengan dibukanya kembali museum KA Bondowoso.
“Ini wisata edukasi yang bagus buat masyarakat, apalagi bagi pendatang. Sebab dari sini kita juga bisa tahu bagaimana sejarah Bondowoso, termasuk tragedi gerbong maut di masa penjajahan,” ungkap pria asal Kabupaten Sumenep itu.
Sugianto, pengunjung lainnya mengatakan hal senada. Menurutnya, tidak banyak masyarakat Bondowoso tahu tentang sejarah Bondowoso.
“Dengan berkunjung ke sini, kita juga bisa tahu koleksi peralatan kereta api zaman dulu yang pernah dipakai era kolonial dan perubahannya hingga sekarang,” tutur pria 30 tahun ini.
(Deni)