Peristiwa

Semeru 4 Kali Terjadi Guguran Lava Pijar, Warga Dilarang Aktivitas di Area Terdampak

LUMAJANG, FaktualNews.co-Aktivitas gunung Semeru teramati secara visual terjadi 4 kali guguran lava pijar. Jarak luncurnya berkisar antara 500 meter hingga 900 meter kearah Curah Kobokan dengan pusat guguran berada 200 meter di bawah kawah.

Dari pantauan visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Disimpulkan Gunungapi Semeru dominan tertutup kabut.

Hal ini disampaikan petugas Pos Pengamatan Gunungapi Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kecamatan Candipuro, Yuda Prinardita Pura.

Dengan adanya guguran tersebut Yuda Prinardita Pura memaparkan, hasil pengamatan meteorologi cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah utara. Suhu udara 21-29 °C.

“Agar masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Perlu diwaspadai  potensi luncuran di sepanjang lembah  jalur awan panas Besuk Kobokan”, kata Yuda, Rabu (15/09).

Pihaknya juga menyampaikan adanya potensi yang perlu diwaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di gunung Semeru. Hal ini mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

Dari hasil pemantauan kegempaan gunung berketinggian 3676 mpdl telah terjadi letusan 63 kali, amplitudo 11-22 mm, durasi 65-150 detik. Guguran 2 kali, amplitudo 4-5 kali, durasi 75-86 detik.  Hembusan terjadi 13 kali, amplitudo 3-9 mm, durasi 45-90 detik.

Sementara itu dari hasil pengamatan kegempaan tektonik jauh telah terjadi 2 kali, amplitudo 8-34 mm, S-P : 13-55 detik, durasi 70-130 detik.

Kondisi gunung Semeru atau nama lainnya gunung Mahameru pada level ll waspada. Namun demikian potensi ancaman lahar masih berpeluang.

“Rekomendasi masyarakat atau pengunjung (wisatawan) tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah atau puncak gunung Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor tenggara –  selatan. Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak G. Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,”papar Yuda.

Naiknya aktivitas gunung berapi gunung Semeru telah disampaikan kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM), Badan Geologi, PVMBG serta kepada beberapa tembusan salah satunya kepada pemerintah Kabupaten Lumajang.