FaktualNews.co

Kerap Diguyur Hujan, Petani Tembakau di Lengkong Nganjuk Ini Merugi

Pertanian     Dibaca : 814 kali Penulis:
Kerap Diguyur Hujan, Petani Tembakau di Lengkong Nganjuk Ini Merugi
FaktualNews.co/Istimewa
Wiyono menunjukkan tanaman tembakaunya yang layu akibat guyuran hujan yang beruntun, Jumat (17/9/2021).

NGANJUK, FaktualNews.co – Tanaman tembakau milik seorang petani, Wiyono (64), warga Desa Ngringin, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk layu akibat diguyur hujan.

Sebelum hujan turun beberapa kali dalam sepekan terakhir, tembakau tersebut bisa dibilang besar, segar dan siap dipanen.

Akibat hujan itu, kini Wiyono memperkirakan bakal gagal panen ladi dan kembali harus merugi puluhan juta.

Wiyono sudah dua kali ini merugi saat menanam tembakau jenis jinten ini. Yakni mulai dari gagal tanam pada bulan Juni 2021 lalu yang karena hujan. Kemudian pada bulan September 2021 ini, tanaman tembakau layu.

Pada musim ini, sempat penuh harapan dengan melihat tembakau yang besar dan segar. Tapi karena diguyur hujan, tembakau yang siap dipanen mulai 10 hari ke depan tersebut layu.

Layunya tembakau tersebut, kata Wiyono, akibat guyuran hujan selama empat hari. Hujan di hari pertama sampai ketiga itu masih bisa dibilang kecil, kemudian pada hari keempat itu bisa dibilang hujan besar dan lama.

“Hujan hari keempat itu besar, dari sekitar jam empat sore sampai delapan malam. Ya, tembakau ini layu,” ujar Wiyono, Jumat (17/09/2021).

Dalam hitunganya, awal tembakaunya ada ada 8500 ikat. Kini, tinggal sekitar 7500 ikat. Padahal harga benih tembakau yang ditanam ini, kata Wiyono, per-seribu ikat harganya berkisar Rp.25000 – Rp.30000.

Temabakau, dia tanam di ladang miliknya sendiri. “Luas ladang saya ada 400 RU (per-satu RU setara 14 meter persegi, red), yang ditanami tembakau ini ada 325 Ru,” ungkapnya.

Masa tanam tembakau itu, menurutnya, bisa dipanen sekitar dua bulan setengah. Masa tanam miliknya, sudah terhitung dua bulan. Kini dalam hitunganya, kurang 10 hari lagi sudah siap dipetik atau dipanen.

Dia memperkirakan tembakau layu sudah tidak bisa diapa-apai lagi. Perhitungannya, total kerugian yang dia perkirakan akibat gagal tanam pada bulan Juni-Juli itu ada Rp.1.000.000, kemudian yang gagal panen di bulan ini ada Rp. 8.500.000.

Jika ditotal, kerugian ketika jadi petani tembakau itu ada Rp. 9.500.000. Kerugian itu terhitung mulai dari saat pembajakan tanah dengan traktor, proses tanam, pupuk, pengairan dan perawatan.

Belum lagi, harga jual beli tembakau kini dalam keadaan baik. Berdasarkan informasinya, sudah ada penebas yang bisa beli seharga Rp. 5.000.000, tapi tergantung tembakaunya.

Sementara untuk tanaman miliknya, lanjut dia, kalau dalam keadaan tidak layu, dipredisikan bisa dapat untung sampai Rp. 15.000.000.

Kini ia pasrah dan belum memutuskan akan diapakan tembakau itu, serta belum ada rencana menanam apalagi. Dia memilih, menunggu musim apa di bulan depan.

“Ya bagaimana, tidak tahu ini, ya pasrah saja sama pengeran (Tuhan, red),” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh