KEDIRI, FaktualNews.co – Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mulai mengizinkan beberapa sektor usaha non esensial kembali beroperasi.
Kebijakan yang dikeluarkan seiring turunnya level PPKM di Kota Kediri, dari PPKM Level 3 ke level 2 itu disambut baik oleh para pelaku usaha di Kota Kediri.
Abdullah Abu Bakar menyampaikan, Kota Kediri punya banyak pelaku usaha di industri kreatif, hal ini baik untuk peningkatan perekonomian Kota Kediri. Sehingga, dengan berada di PPKM level 2, geliat industri kreatif bisa mendorong iklim investasi di Kota Kediri.
“Kita punya banyak entrepreneur muda yang memiliki usaha di bidang industri kreatif. Mulai landainya kondisi di Kota Kediri, tentu memberi angin segar untuk mereka berkembang. Namun, pandemi juga memberi kita pelajaran, untuk cepat berinovasi dan beradaptasi dengan era new normal,”ujar Mas Abu, Minggu (19/9/2021).
Salah satu pelaku usaha kreatif yang menyambut baik hal ini adalah pemilik Wish Hair Studio, Yogo Prakoso. Ia mengaku penerapan PPKM selama ini juga berdampak pada usaha barbershop-nya.
Untuk bertahan selama PPKM tesebut dia berinovasi. Selain jasa potong rambut di studionya, ia juga memiliki produk lain yang bisa menyokong pemasukan usahanya yang dimulainya sejak 2018.
“Selain barbershop, kami juga menyediakan merchandise, produk grooming dan jasa tata rambut pernikahan untuk mempelai pria. Sempat ada pesanan dari Bali, namun sayang harus ditunda karena PPKM,” ujar Yogo.
Ia berharap, dengan kondisi landai saat ini, dapat melanjutkan beberapa rencana kegiatan yang sempat tertunda, salah satunya kolaborasi dengan Disperindag Kota Kediri.
“Bersama Disperindag Kota Kediri, kami akan mengadakan kelas keterampilan bagi masyarakat Kota Kediri yang berminat belajar jasa barbershop. Harapannya, masyarakat lebih mengenal dan percaya diri bahwa pekerjaan potong rambut bukan pekerjaan biasa,” jelas Yogo.
Sementara itu, Wodske Industri Kreatif, usaha kerajinan merchandise kayu ini tetap bisa bertahan dalam kondisi pandemi, walaupun sempat merasakan dampak kebijakan PPKM.
“Saat menemui kondisi seperti ini, memang kami langsung memilah segmentasi calon klien kami. Setelah terpilah, kami fokuskan untuk mencari peluang di segmen calon klien middle-up. Dan untuk saat ini memang yang penting kami dapat survive dan mencukupi tim yang ada di dalamnya,” ujar pemilik Wodske Industri Kreatif, Hamam Eril Efendi.
Dengan cara tersebut, Eril mengaku pemasukan di industri ini cukup stabil.
Eril pun berharap, dengan mulai dibukanya kembali sektor usaha industri kreatif, semakin banyak pula pengusaha baru seperti Wodske yang bermunculan.
“Kami meyakini bahwa ekosistem industri kreatif di sebuah daerah tidak akan berkembang jika hanya satu pioner saja. Jadi kami harap, setelah ini akan ada “pesaing” yang bisa ikut memajukan industri kreatif yang bisa memberdayakan lingkungan sekitar,” tutup Eril. (Aji)