FaktualNews.co

Vaksin Tahap 73 Tiba, Pemerintah Dorong Vaksinasi Lansia dan Remaja

Nasional     Dibaca : 474 kali Penulis:
Vaksin Tahap 73 Tiba, Pemerintah Dorong Vaksinasi Lansia dan Remaja
Pekerja melakukan bongkar muat Vaksin COVID-19 AstraZeneca setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/9/2021). Infopublik/Ryiadh. B.N

JAKARTA, FaktualNews.co – Pemerintah kembali menambah ketersediaan vaksin Covid-19 dengan menerima kedatangan vaksin tahap 73 sebanyak 684.900 dosis vaksin jadi AstraZeneca, Rabu (22/9/2021).

Dengan tambahan ini, total vaksin jadi AstraZeneca, baik melalui pembelian langsung, multilateral, atau bilateral yang sudah hadir di Indonesia mencapai 24.520.300 dosis.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, MEpid. “Kami mencatat, dengan kedatangan vaksin tahap 73 ini, maka secara total vaksin yang sudah hadir di Indonesia dalam bentuk bahan baku (bulk) dan jadi adalah 268.235.300 dosis,” kata Nadia, dalam rilis Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang diterima FaktualNews.co, Rabu (22/9/2021).

Menurut Nadia, per 21 September 2021 pukul 18.00, sudah 81 juta orang mendapatkan vaksin dosis pertama dan 46 juta orang di antaranya telah mendapatkan dosis lengkap. Dengan kata lain, 39 per 100 orang penduduk sasaran vaksinasi di Indonesia telah mendapatkan vaksin dosis pertama.

Lebih lanjut, Nadia menjelaskan tentang capaian vaksinasi untuk kelompok remaja atau kelompok usia 12 -17 tahun, saat ini sudah mencapai 12, 68% dari sasaran vaksinasi untuk dosis pertama. Sementara capaian vaksinasi untuk dosis kedua atau dosis lengkap telah mencapai 8,68% dari sasaran vaksinasi.

“Pemerintah sangat mengharapkan dukungan para orang tua, untuk membantu para penerus bangsa kita segera mendapatkan proteksi dari virus Covid-19. Mari kita antar anak-anak kita melakukan vaksinasi agar semakin banyak anggota keluarga yang terlindungi,” tuturnya.

Nadia menyoroti masih rendahnya cakupan vaksinasi bagi lansia yang belum menunjukan peningkatan signifikan. Dari 21,5 juta sasaran vaksinasi, jumlah yang sudah mendapatkan dosis pertama masih berada pada kisaran angka 27,75%, sedangkan yang sudah mendapatkan dosis kedua sekitar 19.40%.

“Perlu dukungan semua pihak untuk mendorong vaksinasi lansia, karena kita ketahui bersama bahwa kelompok lansia memiliki risiko kematian tertinggi jika terinfeksi Covid-19. Kami berharap, para petugas di daerah dapat memberikan kemudahan akses dan layanan, sehingga kita mampu menjangkau lebih banyak warga lansia. Pemerintah juga mengajak keluarga para lansia, untuk membantu menyegerakan vaksinasi, yang sangat penting guna memberikan perlindungan kesehatan bagi kelompok rentan ini,” ujar Nadia.

Pemerintah terus berupaya keras untuk mengamankan ketersediaan vaksin di tanah air. Juga berkolaborasi dengan banyak pihak dalam melaksanakan distribusi secara cepat dan tepat sasaran, serta menyelenggarakan tempat layanan vaksinasi yang tersebar hingga pelosok Indonesia.

“Di tengah kebutuhan vaksin yang mendesak di seluruh dunia, kita harus bersyukur pemerintah dapat memastikan stok vaksin bagi bangsa Indonesia. Semua vaksin yang dipakai di Indonesia aman dan berkhasiat untuk melindungi kita dari gejala berat juga kematian akibat Covid-19. Jadi, masyarakat jangan ragu. Ayo cepat vaksin,” ajak Dokter Nadia.

Prokes masih harus diterapkan meski sudah divaksin

Epidemiologi UGM, Riris Andono Ahmad, menjabarkan, jika dari 100 orang yang mendapatkan vaksin Sinovac, masih ada kemungkinan sebanyak 34,7 persen masyarakat yang dapat terinfeksi Covid-19.

Vaksin memang lebih memproteksi, namun dengan durasi imunitas yang terbatas yang belum mencapai 70 persen populasi dalam waktu durasi imunitasnya maka masih bisa terjadi penularan.

Sedangkan herd immunity atau kekebalan kelompok baru terbentuk jika sudah ada 70 persen populasi memiliki kekebalan dalam jangka waktu durasi imunitas. Meskipun masih bisa terkena Corona, orang yang sudah mendapatkan vaksin memiliki risiko keparahan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang belum divaksin.

Melihat kemungkinan tertular Covid-19 masih ada, Riris mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Kita tidak tahu menjadi bagian yang 65 persen atau 35 persen. Karenanya mau tidak mau harus tetap mematuhi protokol kesehatan 5M,” tegasnya, sebagaimana dilansir Kontan.co.id

Protokol 5M yang perlu diterapkan oleh masyarakat agar terhindar dari infeksi Covid 19. Di antaranya: 1. Memakai masker 2. Mencuci tangan 3. Menjaga jarak 4. Membatasi mobilitas 5. Menghindari kerumunan.

Dengan menerapkan 5M secara ketat meski sudah divaksin, bisa melindungi orang-orang di sekitar Anda terutama masyarakat yang belum menerima vaksin Covid-19.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah