JEMBER, FaktualNews.co – Bupati Jember Hendy Siswanto menyatakan sekitar 70 persen warga Jember berprofesi sebagai petani.
Karenanya, sebagai upaya menjaga produktivitas di wilayah pertanian, Bupati Hendy berpesan jangan sampai luasan lahan produktif di Jember beralih fungsi menjadi wilayah perumahan atau wilayah lain yang dapat mematikan sektor pertanian Jember.
Hal itu disampaikan bupati, saat berdiskusi dengan perwakilan petani di Jember, dalam peringatan Hari Tani Nasional ke-61 di Aula Lantai Dua Pendapa Wahyawibawagraha, Kamis (23/9/2021).
“Jember 60-70 persen adalah petani, konsep kami pertama kali adalah petani Jember harus maju. Kita harus bangkit kembali soal pertanian yang ada. Karena seluruh petaninya benar-benar menguasai apa yang dilakukan,” ujar Hendy usai kegiatan di Pendapa Wahyawibawagraha.
Hendy mengatakan, luasan lahan yang ada di wilayah Kabupaten Jember, khususnya lahan produktif harus dipertahankan.
“Jadi kita memohon informasi dari teman-teman sekalian, kalau ada lahan yang alih fungsi tolong diinfokan kepada kita,” ucapnya.
“Jangan sampai lahan-lahan produktif berubah menjadi perumahan atau macam-macam! Tidak boleh itu. Ini mohon dibantu. Kita tidak pernah mengizinkan adanya hal tersebut,” sambungnya.
Hendy juga menegaskan, sebagai upaya untuk mempertahankan lahan produktif tersebut. Perlu tata ruang dan tata wilayah (RTRW), yang diatur sedemikian rupa.
“Sehingga keberadaan petani yang menjadi tulang punggung kekuatan di Kabupaten Jember akan terus bangkit ke depan dan semakin berkembang,” ucapnya.
Terkait mempertahankan lahan produktif itu, lanjut Hendy, akan diatur dalam regulasi, sekaligus juga sebagai upaya mengatur produktivitas dan pemasarannya.
“Kami sebentar lagi akan memetakan RTRW dan memfungsilan kegunaan lahan untuk ditanami apa. Jangan sampai over produksi. Begitu sekarang tanaman tembakau, tembakau semua. Padi bagus padi semua, cabai bagus cabai semua. Nanti begitu panen raya harganya akan anjlok,” sambungnya.
Terkait pemasaran, lanjutnya, perlu kolaborasi antara pemerintah dengan para petani. Namun demikian, diakui juga oleh Hendy, kondisi Pandemi Covid-19 berdampak pada sektor pertanian.
“Seluruh sektor apapun terdampak. Namun dengan kekuatan pertanian yang dimiliki Jember, masih aman. Ada pengaruhnya, tapi tidak terlalu berat. Terutama hasil-hasil pertanian, yaitu beras, kopi, tembakau, maupun jagung masih terbilang bagus,” katanya.
Hendy berharap, petani di Kabupaten Jember khususnya untuk petani padi tidak hanya menjual gabah. Namun harus menjual berasnya.
“Pemkab Jember akan mengiringi para petani semua. Karena nantinya akan lebih menguntungkan jika menjual berasnya,” ucap Hendy.
Lebih lanjut Hendy juga menyampaikan, terkait komunikasi soal pertanian di Jember. Tidak perlu lagi dengan aksi turun ke jalan.
“Tapi mari berdiskusi untuk memajukan pertanian kita. Tentunya keinginan saya untuk memimpin Jember ini cuma satu, yaitu mengembalikan haknya masyarakat Jember,” ujarnya.
Terpisah Ketua Serikat Tani Independen (Sekti) Jember Muhammad Jumain, mengatakan Hari tani nasional adalah sekaligus merayakan hari lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria 5 Tahun 1960.
“Saat ini Jember sudah ada gugus tugas reforma agraria yang tandatangani oleh Bupati Hendy,” kata Jumain.
“Maka dari itu, pihaknya mendorong agar segera di bentuk pelaksana harian dan ditopang dengan anggaran yang cukup,” imbuhnya.