KEDIRI, FaktualNews.co – Peringati Hari Tani pada tanggal 24 September, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Subur Makmur dan petani Dusun Tangkilan Desa Padangan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri, menggelar refleksi peringatan Hari Tani di pekarangan rumah warga setempat, Jumat (24/9/2021).
Dalam penetapan Hari Tani Nasional yang didasari semangat untuk memuliakan rakyat tani Indonesia tersebut, justru saat ini para petani saat ini dipusingkan dengan harga pupuk non subsidi yang harganya terus melambung.
Menurut Sunardi ketua Gapoktan Subur Makmur, di pasaran, harga pupuk non subsidi sudah menembus harga Rp 280 ribu/Zak untuk jenis ZA. Begitu juga pupuk jenis pupuk Urea.
“Untuk pupuk subsidi pupuk memang murah yaitu untuk jenis ZA Rp. 85.000/zak, tapi tidak semua petani bisa membeli, karena hanya diperuntukkan bagi petani yang menjadi anggota kelompok tani. Itupun juga tidak mencukupi, sehingga petani harus membeli pupuk non subsidi.” terang Sunardi ketua Gapoktan Subur Makmur.
Sunardi menambahkan, bahwa pupuk subsidi itu hanya diperuntukkan bagi petani yang menjadi anggota kelompok tani dan harus sesuai RDKK (Rencana Difinitif Kelompok).
“kalau hanya mengandalkan pupuk subsidi jelas tidak cukup, sehingga petani harus membeli pupuk di pasar bebas yang harganya terus melambung. Petani hanya bisa pasrah, meski mahal tetap dibeli karena memang kebutuhan untuk menyuburkan tanaman.” kata Sunardi.
Hal senada juga disampaikan oleh Sukarno, Ketua Kelompok Tani Mugi Rahayu, Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Menurutnya, harga pupuk non subsidi harganya memang sangat mahal yaitu Rp. 280 ribu/Zak untuk jenis ZA.
“Kami mempunyai solusi alternatif dengan kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk non subsidi itu, yaitu membuat pupuk organik” kata Sukarno, usai acara peringatan Hari Tani Nasional tersebut.
Menurut Sukarno, harga pupuk non subsidi harganya memang sangat mahal dan juga langka, makanya para petani beralih ke organik.
“Saya mohon kepada bapak yang terkait atau pemerintah mohon disediakan pupuk non subsidi yang harganya tidak terlalu tinggi,” harap Sukarno.
Kasi Perlindungan Tanaman dan Pengamanan Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Sahat Tua yang menghadiri Peringatan Hari Tani mengakui, bila harga pupuk saat ini sedang naik. Tapi semua itu bisa disiasati dengan penggunaan pupuk organik.
“Salah satu petani pernah bercerita, sebelumnya, setiap luasan lahan 100 ru memerlukan pupuk 6 kwintal. Sekarang hanya 2 kwintal karena saat ini menggunakan pupuk organik. Makanya saat ini sedang digalakkan pemakaian pupuk organik” kata Sahat.
(Aji)