Ekonomi

PPKM Turun Level, Usaha Tape Bondowoso Mulai Menggeliat

BONDOWOSO, FaktualNews.co – Setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kabupaten Bondowoso turun level, usaha tape di wilayah setempat mulai menggeliat.

Tosan, seorang produsen tape mengungkapkan, saat pengetatan PPKM beberapa waktu lalu, ia hanya bisa memproduksi maksimal 2 kuintal singkong per hari untuk dijadikan tape.

“Misal produksi dalam jumlah normal, itu pasti tidak habis. Barang banyak balik (return) dari pasar,” tutur warga Dusun Krajan, Desa Sumbertengah, Kecamatan Binakal ini, Minggu (26/9/2021).

Sebelum pandemi, pemilik tape merek 38 ini bisa memproduksi antara 7-8 kuintal singkong per hari.

“Sedangkan di masa PPKM diperketat itu hanya 2 kuintal. Nah, sekarang mendingan, bisa sampai 3-4 kuintal per hari,” sebut bapak 2 anak ini.

Kendati produksinya belum sepenuhnya normal, Tosan enggan menaikkan harga penjualan. Alasannya, guna menjaga daya saing usaha.

“Harga per kilogram Rp 8 ribu. Tapi kalau beli pakai besek (pembungkus tape dari anyaman bambu), harganya Rp 10 ribu per kilogram,” tuturnya.

Setiap kuintal singkong, bisa menghasilkan 60-70 kilogram tape siap jual. Proses pembuatannya dari kupas hingga siap jual antara dua sampai tiga hari.

“Kalau jualan sehari-hari ya tergantung rezeki yang didapat. Alhamdulillah, sekarang setiap hari 3-4 kuintal selalu habis. Mungkin sudah gak ada PPKM lagi ya?,” terangnya.

Tosan dan keluarga memproduksi tape saban hari. Dimulai dari kupas singkong tengah malam, mencuci dan merebusnya hingga selesai usai subuh.

“Perebusan selama dua jam. Setelah itu ditiriskan hingga dingin, baru peragian dan dua hari kemudian siap untuk dijual,” beber Tosan.

Modal usaha yang dikeluarkan Tosan untuk tiga hari produksi secara bergilir, agar penjualannya bisa saban hari.

“Jual ke pasar Induk Bondowoso dan pasar Tenggarang. Droping tape mulai jam 3 pagi,” ungkapnya. (Deni)