Kewirausahaan

Lapas Kediri Beri Bekal Warga Binaan Ketrampilan Kain Tenun Ikat

KEDIRI, FaktualNews.co – Untuk bekal warga binaan, Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kediri memberikan pelatihan ketrampilan. Salah satunya pelatihan membuat kain tenun ikat khas Kediri.

Humas Lapas Kediri, Anton mengatakan, khusus kerajinan membuat kain tenun ikat di Lapas sudah berlangsung selama 4 tahun. Hingga saat ini kegiatan itu masih eksis.

“Kerajinan kain tenun ikat saat ini melibatkan sekitar lima orang warga binaan. Terdiri dari tiga perempuan dan dua orang laki-laki. Semoga dengan ketrampilan menenun kain ikat ini, warga binaan mempunyai bekal jika nanti sudah keluar dari sini,”terang Anton, Senin (27/9/2021).

Lima warga binaan yang dilibatkan dalan kerajinan kain tenun ikat berasal dari perkara narkoba, penipuan dan penggelapan, serta perkara pencabulan anak.

“Lima warna binaan tersebut bermacam-macam. Ada kasus narkoba, ada 372 (pasal penipuan dan penggelapan), dan ada juga kasus pencabulan anak,” ujarnya.

Hasil karya tenun ikat warga binaan Lapas Kelas II A Kediri, selain dipasarkan pada rekanan di Bedali Emas Pasar Bandar Kota Kediri. Juga dipasarkan di galeri Pas Cafe milik Lapas, yang terletak di sebelah kanan pintu masuk Lapas.

“Pembagian hasil keuntungan dari penjualan 80 persen untuk Bedali Emas, 20 persen untuk Lapas. 20 persen tersebut masih dibagi lagi, yaitu 10 persen disetorkan ke kas negara, 5 persen untuk premi warga binaan dan 5 persen sisanya untuk operasional,”tambah Anton.

Untuk menunjang kegiatan produksi agar bisa menghasilkan karya kain tenun ikat yang berkualitas. Dalam ruang Lapas sudah tersedia 5 unit peralatan kelengkapan mesin tradisonal bantuan hibah dari Bank Indonesia.

“Untuk bahan-bahan dan kelengkapan lainnya sudah disediakan dari sentra pengrajin Bedali Emas. Para warga binaan hanya tinggal mengerjakan,”kata Anton.

Kerajinan membuat kain tenun ikat ini tidak mudah. Namun jika para warga binaan ini menekuni dengan serius pengerjaan produksi kain tenun ikat, maka dalam waktu tiga hari bisa memproduksi satu lembar kain tenun.

“Harga kain tenun ikat dijual dengan harga bervariatif. mulai kita jual Rp 160 ribu hingga Rp 200 ribu, tergantung kualitas kain tenun itu sendiri.”tutup Anton. (aji)