FaktualNews.co

Memprihatinkan, Janda Ini Tinggal di Rumah Reot di Tengah Kota Probolinggo

Sosial Budaya     Dibaca : 929 kali Penulis:
Memprihatinkan, Janda Ini Tinggal di Rumah Reot di Tengah Kota Probolinggo
FaktualNews.co/agus
Ketua RT Bambang Hariyadi menunjukkan rumah Yuni yang atapnya ambrol

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Sungguh memprihatinkan kondisi Sri Wahyuni (40). Perempuan tinggal sebatang kara di Jalan MH Thamrin, Gang Botolan RT 4 RW 2, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo ini.

Selain mengalami gangguan kejiwaan, Yuni begitu biasa dipanggil tinggal di gubuk reot. Rumah tidak layak huni tersebut, sisi belakang (Dapur) ambrol bulan lalu dan hingga kini dibiarkan, tidak diperbaiki.

Tak hanya itu, atap gentengnya banyak yang pecah, sehingga sinar
mentari siang hari masuk ke rumahnya.

Lebih memprihatinkan lagi, saat hujan deras mengguyur. Dipastikan, ruang tamu dan ruang tidur yang menyatu dengan dapur, tergenang air hujan.

Lebih-lebih, kalau hujan datang malam hari dan berlangsung lama, Yuni tidak akan nyenyak tidur. Mau bermalam dan berteduh di rumah saudaranya, lokasinya terlalu jauh.

Menumpang di rumah tetangganya, tidaklah mungkin karena lokasi rumahnya terisolasi. Di sisi barat, timur, utara dan selatan tertutup pagar dan dinding rumah tetangga.

Satu-satunya akses jalan keluar-masuk, jalan sempit diatas selokan. Meski saluran air tersebut ditutup cor, namun kondisinya membahayakan. Jika tidak hati-hati, kaki terperosok di sela-sela cor.

Ketua RT setempat Bambang Heriyadi (65) membenarkan. Ia lalu mengajak wartawan menuju rumah tinggal Sri Wahyuni lewat di jalan sempit di atas selokan.

Pensiunan ASN Pemkot Probolinggo ini menyebut, dalam waktu dekat rumah berkuruan sekitar 5 X 9 meter itu akan segera diperbaiki oleh warga.

“Kita masih mau ngumpulkan warga. Ya, meminta sumbangan. Pak lurah sudah menyumbang kayu usuk. Ini kayunya,” jelas Bambang, menunjuk kayu usuk di depan rumah Yuni, Selasa (28/09/21) siang.

Sebelumnya lanjut Bambang, rumah Yuni akan diperbaiki. Namun gagal lantaran yang bersangkutan tidak mau tinggal sementara di rumah saudaranya.

Selama perempuan yang menjanda akibat ditinggal mati suaminya 5 tahun lalu tersebut tinggal di rumahnya, perbaikan tidak bisa dilaksanakan.

“Saat perbaikan, rumah harus dikosongkan. Yuni pernah kami titipkan di rumah saudaranya. Tapi dia balik lagi ke rumahnya. Akhirnya sampai sekarang rumahnya belum diperbaiki,” katanya.

Disebutkan, atap belakang rumah Yuni ambrol, 22 September 2021, pukul 11.00. Penyebabnya, angin kencang yang datang tiba-tiba. Kayu penyangga yang sudah rapuh tidak kuat menyangga atap.

Beruntung, saat atap ambrol Yuni tengah keluar, sehingga tidak ada korban. “Enggak tahu keluar kemana. Biasanya cari barang bekas atau rongsokan,” tandasnya.

Bambang menambahkan, rumah yang ditempati Yuni pernah mendapat program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari pemkot tahun 2010. Soal bantuan, Yuni meski tidak memiliki KTP tetap menerima.

Seperti bantuan raskin atau bantuan terdampak covid 19. “Kalau bantuan PKH, tidak dapat. Karena tidak punya KTP,” tambahnya.

Terkait akses jalan, masih akan diupayakan agar Yuni tidak lewat di jalan sempit. Ketua RT akan mendekati tetangga Yuni yang kini tidak akur akibat sering bertengkar.

Sebelumnya kata Bambang, akses jalan menuju rumah Yuni lebar. Namun saat ini ditutup oleh pemiliknya, karena keduanya sering bertengkar.

“Dulu akses masuknya lewat pekarangan tetangganya. Karena rumahnya sering dilempar batu dan barang lain oleh Yuni, akhirnya oleh pemiliknya ditutup. Tapi kami usahakan, agar dibuka kembali,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah