JEMBER, FaktualNews.co – Sebanyak 40 mahasiswa yang tergabung dalam DPC GMNI Jember melakukan aksi unjuk rasa dan teaterikal di Bundaran DPRD Jember, Kecamatan Sumbersari, Rabu (29/9/2021) pagi.
Aksi tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap adanya pertambangan dan tambak di wilayah Jember, yang dinilai merugikan masyarakat Jember.
Pantauan di lokasi aksi, massa puluhan mahasiswa berkumpul di depan Kantor DPRD Jember sekitar pukul 08.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk lingkaran di Bundaran DPRD Jember.
Dalam aksinya itu, selain penyampaian orasi. Massa aksi mahasiswa juga melakukan teaterikal bentuk penindasan terhadap petani dan nelayan yang dilakukan oleh Bupati Jember, Ketua DPRD Jember, dan Investor.
“Kebetulan kita masih dalam rangka merayakan Hari Tani Nasional 2021. Aksi kami dari 40 mahasiswa ini, menolak adanya pertambangan dan tambak di Jember. Khususnya di wilayah Desa Paseban,” kata Korlap, Dyno Suryandoni, di lokasi aksi.
Menurut Dyno, penolakan tambang dan tambak itu. Karena berpotensi merusak lingkungan dan mengganggu kondusifitas masyarakat.
“Khususnya di Paseban yang dilakukan oleh investor yang nantinya akan dilakukan praktek pertambangan pasir besi,” ujarnya.
Dengan adanya potensi negatif itu, lanjut Dyno, pihaknya mendesak pemangku pemerintahan untuk memberikan perhatian tegasnya.
“Lewat aksi teaterikal ada bupati, Ketua DPRD, dan Investor adalah bentuk penindasan terhadap rakyat jika tidak ada perhatian pemerintah. Sehingga kami GMNI Jember mendesak agar para pejabat itu memperhatikan jeritan rakyatnya,” ulas Doni.
“Dalam aksi hari ini, kami juga mengajak perwakilan masyarakat dari Desa Paseban untuk nantinya kami ajak dalam menyampaikan aspirasinya. Setelah aksi ini, akan kami lanjutkan dengan hearing (rapat dengar pendapat) ke DPRD Jember,” sambungnya.
Diketahui dari lokasi aksi, massa mahasiswa masih melakukan orasi secara bergantian. Kemudian akan melanjutkan penyampaian aspirasi ke dalam gedung DPRD Jember.