JEMBER, FaktualNews.co – Sebanyak 50 orang yang mengaku pendukung Bupati Hendy Siswanto saat Pilkada 2020 lalu, melakukan aksi unjuk rasa di depan Pendapa Wahyawibawagraha, Kecamatan Patrang, Jember, Jumat (1/10/2021).
Massa aksi yang mengaku dari beberapa elemen pendukung Bupati Hendy saat kampanye lalu, di antaranya, RMJ (Relawan Militan Jember), RJM (Relawan Jumadi Made) dan AKJ (Anti Kesultanan Jompi).
Massa aksi itu memulai aksinya sekitar pukul 8.00 WIB, dan mengawali aksinya dari Rumah Makan Lestari. Mereka kemudian longmarch sejauh kurang lebih 100 meter menuju ke Pendapa Wahyawibawagraha sembari membawa peti mati dan memakai atribut pocong.
Selain itu, juga tampak seorang pria yang memakai kopiah, baju koko, dan sarung mnyerupai sosok Bupati Hendy berada di atas truk sebagai kendaraan komando aksi.
Dalam aksinya, mereka menagih janji politik dan mengungkapkan adanya dugaan beberapa kebijakan Bupati selama ini yang dinilai menciderai demokrasi dan melukai hati rakyat.
“Bupati Jember Haji Hendy Siswanto telah mengingkari janji-janjinya saat kampanye, diantaranya Pendopo yang katanya terbuka 24 jam untuk rakyat, nyatanya hanya janji-janji belaka,” kata Korlap Aksi, Jumadi Made saat dikonfirmasi disela aksi.
Menurut Jumadi, puluhan pendukungnya itu merasa kecewa atas apa yang menjadi kebijakannya tidak sesuai dengan janjinya.
“Replika peti mati dan teatrikal pocong, adalah gambaran kebijakan Bupati selama ini menciderai demokrasi dan melukai hati rakyat, diantaranya melegalkan honor kematian covid, serta proyek-proyek di lingkungan Pemkab Jember yang dikuasai oleh kroni-kroni Bupati,” katanya.
“Kami sangat kecewa dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bupati, kebijakan bupati telah melukai hati kami selaku pendukung militan. Dulu waktu kampanye, bupati menyampaikan akan mengajak seluruh pendukung dan masyarakat untuk kerjasama memajukan Jember, tapi nyatanya apa? Proyek-proyek justru dikuasai oleh keluarga Bupati,” sambungnya.
Jumadi juga meminta agar aparat penegak hukum seperti kejaksaan, kepolisian dan KPK untuk turun dan mengusut jual beli jabatan yang menurutnya saat ini terjadi di lingkungan Pemkab Jember.
“APH harus turun tangan dan mengusut penyimpangan penyimpangan yang ada di Pemkab Jember, diantaranya jual beli jabatan,” teriak Jumadi.
Selain melakukan orasi, peserta aksi juga membentangkan beberapa poster, diantaranya bertuliskan “Janjimu Hanya Angin Surga”, “Bupati Omong Doang”, “Usut Jual Beli Jabatan”, dan “Tertindas atau Melawan”.
Aksi ini sendiri mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian dan Satpol PP di pintu masuk Pendopo. Namun sampai aksi berakhir dan berlangsung kurang lebih 2 jam, tidak ada pejabat ataupun bupati yang menemui massa aksi.