Peristiwa

Nenek Pengasuh 3 Yatim di Nganjuk Kesulitan Biaya guna Obati Tumor di Perutnya

NGANJUK, FaktualNews.co – Seorang nenek dengan tiga cucu yang tinggal di RT 04 RW 05, Dusun Batu, Desa Joho, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk ini harus lebih sabar jalani kehidupan sehari-hari.

Selain menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19, nenek bernama Sukasih (55), kini memiliki kelainan di perut yang kian membesar.

Sukasih atau Mbah Kasih ini, mengasuh 3 cucu dari anak perempuan dan menantunya.

Karena, pada tahun 2012, anak perempuannya bernama Mujiati atau ibu dari 3 cucu itu sesak nafas dan meninggal dunia. “Anak cuma satu, sudah meninggal dunia sembilan tahun yang lalu,” kata Mbah Kasih kepada FaktualNews.co, Sabtu (09/10/2021).

Dia yang lagi bekerja di luar daerah, akhirnya pulang. Sementara dalam kurun waktu sekitar dua bulan, bapak dari 3 anak itu menikah lagi di Surabaya. Ketiga cucu itu, akhirnya mempunyai ibu baru.

Ketiga cucu, menurut Mbah Kasih, ditinggal saat masih dalam usia anak-anak. “Cucu yang paling kecil itu, ditinggal ibunya saat masih usia satu tahun setengah,” ungkapnya, dengan lirih.

Berselang tahun 2020 ini, perutnya terasa mengalami kelainan. Waktu itu, dia mengira sedang sakit lambung. Kakinya sakit dan pegal-pegal. Seiring bertambahnya waktu, perutnya kian membesar.

Dia bersama menantu bernama Heri Nurwiyanto (42) dan cucunya, mencari pengobatan alternatif hingga medis.

Hal itu dilakukan, guna mendapat kesembuhan. Dugaanya, mulai dari sakit lambung hingga tumor. Bahkan, awalnya sempat dikira mendapat kiriman barang gaib

Berbagai vonis sakit dan penanganan itu sudah diterima, namun tak kunjung berhasil. “Ada yang bilang tumor, kristal, saraf kecepet, kasep, belum pernah diperiksakan ke dokter, hanya alternatif,” pungkasnya.

Karena selama ini, hanya mencari pengobatan alternatif. Ia takut ke Rumah Sakit. Upayanya, yakni mulai di sekitar wilayah Nganjuk, Kertosono dan hingga ke Surabaya.

Waktu diperiksa ke Klinik Dokter Made Kertosono beberapa waktu lalu, ia diberitahu kalau ada gumpalan kristal di perut.

Kemudian, ia bersama menantu dapatkan pengobatan di Surabaya. Cairan air di perutnya, sempat disedot waktu di Surabaya. Ia sempat senang. Waktu pengobatan berikutnya, si menantu terdampak pandemi Covid-19.

Terlebih, menantu juga punya tanggungjawab banyak. Akhirnya, pengobatan belum dilanjutkan. “Terus mau disedotkan lagi, malah orang tuanya meninggal. Ketambahan ada pagebluk corona,”ungkapnya.

Sebagai informasi, cucu pertamanya ini perempuan, Nabila Lintang Nurwiyana (15), kelas X di SMAN 1 Pace. Cucu kedua, perempuan, Neila Nur Cahyani (13), kelas VIII di SMPN 1 Pace. Cucu ketiga, laki-laki, Muhammad Rizki Nur Wijaya (10), kelas V di SDN 3 Joho.