FaktualNews.co

Puluhan Warga Ngluruk Kantor Camat Wuluhan, Tolak 2 Kades yang Tersandung Kasus Narkoba

Peristiwa     Dibaca : 1057 kali Penulis:
Puluhan Warga Ngluruk Kantor Camat Wuluhan, Tolak 2 Kades yang Tersandung Kasus Narkoba
FaktualNews.co/Istimewa
Puluhan warga Desa Glundengan dan Tamansari berunjukrasa di Kantor Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Selasa (19/10/2021).

JEMBER, FaktualNews.co – Sekitar 20 orang warga Desan Glundengan dan Tambaksari, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember berunjuk rasa di Kantor Kecematan Wuluhan, Selasa (19/20/2021).

Dengan membawa spanduk berukuran 1,5 x 1 meter berisi tulisan penolakan atas nama warga. Mereka menolak untuk dipimpin kembali oleh dua Kepala Desa (Kades) yang saat ini sedang menjalani proses hukum terkait kasus narkoba.

Keduanya adalah Heriyanto, Kades Glundengan dan Sugiyanto, Kades Tamansari, .

Koordinator Forum Gabungan Aksi Zaenal, mengatakan, unjuk rasa tersebut untuk menolak dua Kades tersebut untuk kembali memimpin Pemerintah Desa.

“Kami terdiri dari persatuan Takmir masjid, guru Diniyah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan beberapa perwakilan partai politik, menolak dipimpin kades pemuja Sabu. Apapun putusan pengadilan. Kami dari dua desa menilai para kades itu tidak layak menjadi panutan warga,” kata Zaenal saat audiensi di Kantor Kecamatan Wuluhan.

Dalam audiensi yang juga dihadiri Muspika Wuluhan itu. Puluhan warga itu memaparkan berbagai alasan terkait penolakan dipimpin oleh dua kades tersebut.

“Yang ikut audiensi hari ini sudah mewakili ribuan warga. Apa yang kami sampaikan (kaitan penolakan kades). Adalah bentuk protes kami terhadap kades yang terlibat sabu itu,” tegasnya.

Sementara itu menanggapi aksi puluhan warga itu, Camat Wuluhan Slamet Wijoko mengatakan pihakny menampung aspirasi dari masyarakat.

“Nantinya akan kami teruskan kepada Bapak Bupati, apakah 2 kades itu akan diberhentikan atau tidak, atau mungkin di non aktifkan sementara. Tentunya keputusan kan menjadi kewenangan bupati,” ucapnya.

Namun demikian, lanjutnya, menanggapi aksi yang dilakukan puluhan warga. Adalah hak penyampaian pendapat yang dilindungi hukum.

“Aksi ini hak warga. Kami hanya mendengar dan menampung aspirasinya itu,” katanya enggan menjelaskan detail.

Terkait audiensi tersebut, saat ini masih berlangsung dan hanya bersifat menerima informasi masyarakat.

Perlu diketahui, terkait keterlibatan dua kades dalam kasus narkoba itu. Juga melibatkan dua kades lainnya di tempat berbeda, yakni Kades Wonojati, Kecamatan Jenggawah Alwi, dan Kades Tempurejo, Kecamatan Tempurejo Amin.

Empat kepala desa (kades) itupun sudah menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Jember, Jawa Timur, Senin (11/10/2021) kemarin.

“Mereka terbukti secara sah dan meyakinkan secara bersama-sama menyalahgunakan narkotika golongan 1, sehingga melanggar pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP,” kata Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jember Yuri Andina Putra dalam persidangan di PN Jember.

Sidang pembacaan dengan agenda tuntutan terhadap empat kades berlangsung dua kali karena dua berkasnya terpisah atau di-split, namun masing-masing kades dituntut satu tahun penjara.

“Khusus terdakwa Kades nonaktif Tempurejo MA dituntut dua kali karena ia juga terlibat penyalahgunaan narkoba dengan berkas yang lain,” tuturnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh